Berita

Susilo Bambang Yudhoyono/net

Politik

SBY Enggak Ngerti Maksud RMOL..

SENIN, 05 FEBRUARI 2018 | 18:43 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Advokat yang menjadi kuasa hukum Setya Novanto, Firman Wijaya, kini diincar utang klarifikasi kepada Partai Demokrat. Ia juga berpotensi dibidik kasus hukum pencemaran nama baik Susilo Bambang Yudhoyono.

Hal tersebut terkait pernyataannya yang menyeret nama Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat ke dalam dugaan korupsi proyek pengadaan KTP elektronik.

Hari ini, Sekretaris Divisi Hukum dan Advokasi DPP Partai Demokrat, Ardy Mbalembout, di Jakarta, mengatakan, Firman Wijaya dilaporkan ke kepolisian oleh pihaknya dalam dugaan tindak pidana pencemaran nama baik terhadap Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


"Tentang melanggar pasal 310 pasal 311 KUHP junto 27 ayat 1 UU IT junto pasal 5 ayat 3," ujar Ardy usai melaporkan Firman ke Kantor Peradi, tadi siang (Senin, 5/2).

Firman dianggap telah menyampaikan berita bohong di luar persidangan dan memberikan opini-opini yang sesat.

"Yang mana pernyataan tersebut diucapkan di luar sidang pengadilan yang kami kutip pada media online Kompas.com pada tanggal 25 Januari 2018 yang menyatakan bahwa Firman Wijaya menilai fakta persidangan berupa keterangan saksi telah mengungkap siapa sebenarnya aktor besar di balik proyek pengadaan KTP-el," jelas Ardy, pekan lalu.

Menurut Demokrat, Firman berpendapat bahwa keterangan saksi dalam persidangan menyebut proyek E-KTP dikuasai oleh pemenang Pemilu 2009 yakni Partai Demokrat dan SBY. Adapun, saksi yang dimaksud Firman adalah Mirwan Amir, mantan politisi Demokrat.

"Serta kutipan pada media online RMOL.CO pada tanggal 25 Januari 2018 yang menyatakan keterangan mantan Wakil Ketua Banggar dari Fraksi Demokrat Mirwan Amir yang menyeret Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono dalam perkara proyek KTP-el harus ditelusuri sebagai dugaan intervensi," kata Ardy dalam surat klarifikasi yang ditandatangani Rabu 31 Januari.

Sebetulnya, Divisi Hukum Demokrat memberi tenggat waktu tiga hari kepada Firman Wijaya sejak sang pengacara menerima surat klarifikasi itu. Jika tidak mendapatkan respons positif, Demokrat akan menempuh jalur hukum sesuai UU berlaku.

Siang tadi, Ardy menegaskan, hal ini tidak akan berbuntut panjang jika Firman mau datang dan meminta maaf kepada SBY.

Namun, jelas Ardy, karena Firman tidak kunjung menunjukkan itikad baik, pihak Demokrat pun akan membawanya ke proses hukum.

Sebenarnya, sebelum ancaman proses hukum ini dilancarkan, telah tersiar bukti rekaman pembicaraan yang berisi suara SBY. Dalam rekaman berdurasi 08.58 menit itu, SBY mengaku heran mengapa dirinya bisa terbawa dalam kasus E-KTP.

"Enggak tahu. Tapi gini ya, ini kan enggak ada angin enggak ada hujan, saya enggak habis pikir ini permainan apa, skenario siapa, bingung harus jawab apa karena enggak ada angin enggak ada hujan tiba-tiba ngomong seperti itu," ucap SBY.

SBY pun menganggap tuduhan terhadapnya terkait E-KTP sangat serius. Ia ingin menanggapi tuduhan itu dengan persiapan yang baik.

"Insya Allah akan kita berikan jawaban tuntas, bahwa enggak benarlah," ujar SBY.

SBY juga menyesali berita tentang persidangan Mirwan Amir di Kantor Berita Politik RMOL yang memojokkan namanya. Ia mengaku tak mengerti apa maksud RMOL memberitakan hal tersebut.

"Saya juga enggak ngerti itu. RMOL juga saya sempat baca, sangat-sangat tendensius. Menuduhlah gitu, saya sedang berpikir ini langkah hukum apa ya? Saya tuh 10 tahun (menjabat presiden) tidak pernah sama sekali memperkarakan media meski saya dihajar, dikritik, tapi ini sudah tenang begini saya sudah diam, kok masih dibegitukan," ujarnya.

"Kalau saya baca memang, orang yang baca RMOL itu sangat mungkin percaya SBY ikut-ikutan, seolah-olah ngatur, jahat. Sedang saya pikirkan lagi langkah bagusnya," tambah dia. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya