. Pimpinan Universitas Indonesia (UI) menyayangkan aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI, Zaadit Taqwa yang meniup pluit dan mengacung simbol kartu kuning di hadapn Presiden RI Joko Widodo.
"Kami sangat menyayangkan mahasiswa tersebut memilih cara penyampaian aspirasi seperti itu, padahal sudah diagendakan pertemuan langsung untuk menyampaikan aspirasi pada Presiden RI," terang pimpinan UI dalam keterangan resmi Humas Dan Protokol UI, Senin (5/2).
Pada Jumat lalu (2/2), UI menyelenggarakan Dies Natalis ke-68. Acara tersebut dihadiri oleh para gurubesar, senat akademik, pimpinan, dosen, dan mahasiswa, serta undangan termasuk Presiden dan para menteri Kabinet Kerja.
Jokowi sapaan akrab Kepala Negara memberikan orasinya di hadapan sivitas akademika UI sekaligus meresmikan Forum Kebangsaan UI. Pelaksanaan perayaan Dies Natalis berlangsung baik dan khidmat, namun di akhir acara terjadi interupsi dari Zaadit Taqwa yang menyampaikan aspirasinya dengan melakukan aksi simbolik meniupkan pluit dan mengangkat buku kuning.
"Kami juga sangat menyesaIkan peristiwa interupsi dilakukan dalam Sidang Terbuka Dies Natalis yang seharusnya dihormati dan dijaga kekhidmatannya. Atas kejadian di atas, pimpinan UI menyampaikan permohonan maaf kepada sivitas akademika serta para undangan yang hadir termasuk Bapak Presiden RI," lanjut rilis itu.
Sikap kritis mahasiswa sudah sewajarya dibangun, karena mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa. Penyampaian saran, kritik dan solusi konkrit semestinya harus memperhatikan berbagai kondisi, seperti waktu, tempat, dan situasi yang terjadi. Kami berharap dapat diutarakan dengan cara yang baik, dan tetap menghormati aturan yang berlaku dan menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama.
"Dengan latar belakang itu semua, kami akan mengingatkan pada mahasiswa kami untuk dapat menyampaikan pandangannya yang bersifat kritis dan konstruktif, dalam suatu kerangka yang memperhatikan peraturan dan tata tertib yang berlaku," ingat pimpinan UI.
Sudah merupakan kewajiban universitas untuk menghasilkan intelektual-intelektual muda yang mampu menjadi pemimpin yang baik dalam memberikan kontribusi pada negara yang kita cintai bersama ini. Karenanya, pimpinan UI mohon semua pihak memiliki kearifan seperti yang ditunjukan oleh Presiden Jokowi sendiri, yaitu untuk melihat peristiwa ini sebagai sebuah pengalaman dan pembelajaran bagi mahasiswa tersebut pada khususnya, dan mahasiswa UI pada umumnya, serta seluruh komponen bangsa.
"Pada akhimya kami ingin mengingatkan kembali pada semua pihak bahwa perayaan dies natalis UI adalah sebuah manifestasi rasa bersyukur UI yang telah berkiprah selama 169 tahun dalam mengabdi pada bangsa dan selama 68 tahun dengan kehormatan menyandang nama bangsa dan negara yang kita cintai ini. Bagi sivitas akademika dan alumni UI dimanapun berada, kehormatan yang diberikan pada kita semua melalui nama Universitas Indonesia adalah sebuah nasihat berkelanjutan bagi kita untuk selalu berkontribusi bagi negeri yang kita cintai bersama ini, karena UI hadir untuk Indonesia," demikian pimpinan UI.
[rus]