Berita

Ahmad Budi Cahyono/Net

Publika

Budaya Carok Menyebabkan Meninggalnya Sang Guru?

MINGGU, 04 FEBRUARI 2018 | 10:47 WIB

AHMAD Budi Cahyono, guru mata pelajaran Seni Rupa SMA Negeri 1 Torjun, Kabupaten Sampang, meninggal dunia di rumah sakit dr Soetomo Surabaya,  karena dianiaya oleh muridnya.

Kasus ini berawal dari proses belajar mengajar yang terjadi di ruang Kelas XI SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura, Budi mengajar mata pelajaran Seni Rupa sekitar pukul 13.00.

Penganiayaan ini berawal dari kenakalan pelaku yang mengganggu siswa lainya dan di hukum dengan di coret mukanya dengan cat. Bagi pelaku ini mungkin sudah mennyangkut harga diri dipermalukan oleh gurunya, sehingga ia marah.


Ada dua penyebab mengapa siswa tersebut melakukan kekerasan kepada guru;

Pertama adalah julukan pendekar yang disematkan ke pelaku oleh teman temannya yang menjadi obsesi kuat bagi pelaku untuk membuktikan pendekarannya. Hal ini bisa dilihat dengan unggahan foto-foto pelaku yang memakai pakaian pencak silat.

Kedua, budaya carok yang merupakan tradisi bertarung dengan alasan tertentu yang berhubungan dengan harga diri kemudian diikuti pertarungan dengan menggunakan senjata (biasanya celurit). Tidak ada peraturan resmi dalam pertarungan ini karena carok merupakan tindakan yang dianggap negatif dan kriminal serta melanggar hukum. Ini merupakan cara suku Madura dalam mempertahankan harga diri dan "keluar" dari masalah yang pelik yang sangat esensial seperti saat kehormatan diinjak-injak dan dicemarkan.

Biasanya, "carok" merupakan jalan terakhir yang ditempuh oleh masyarakat suku Madura dalam menyelesaikan suatu masalah.Carok dan celurit laksana dua sisi mata uang. Satu sama lain tak bisa dipisahkan. Hal ini muncul di kalangan orang-orang Madura sejak zaman penjajahan Belanda abad ke-18 M. Carok merupakan simbol kesatria dalam memperjuangkan harga diri (kehormatan).

Sayangnya pelaku gagal menginterprestasikan proses pendidikan menjadi budaya carok dalam menyelesaikan masalah. Padahal budaya carok tidak ada kaitan dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu  pentingnya bagi guru memahami budaya lokal dan pentingnya pemerintah daerah, untuk memasukkan kurikulum budaya lokal dalam pelajaran di sekolah-sekolah di daerah. Mengapa hal ini  menjadi penting, karena pemahaman budaya lokal yang negatif perlu diluruskan.

Semoga peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua baik siswa, orang tua, guru dan masyarakat, karena pendidikan tidak bisa diserahkan oleh guru semata tapi juga orang tua, dan masyarakat, untuk bisa menjadikan siswa unggulan yang berakhlak mulia.[***]


Ayesha Adhanirizki Adam

Siswa kelas 1 SMA Global Islamic School Pamulang Tangsel.


Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya