Berita

Foto/Net

Politik

Pemilihan Gubernur Bank Sentral Dijamin Bebas Kepentingan Politik

Cari Yang Cakap Urus Moneter
RABU, 31 JANUARI 2018 | 07:58 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Masa jabatan yang habis jelang jelang gelaran Pilkada dan Pil­pres menimbulkan kecemasan, pemilihan Gubernur Bank In­donesia akan sarat intervensi politik.

Namun Anggota Komisi XI DPR Bidang Keuangan Johnny GPlate menjamin, proses pemi­lihan pengganti Gubernur BI nanti tidak akan ada urusannya dengan kepentingan politik, terutama politik praktis antar kepentingan kelompok atau golongan tertentu.

"Kalaupun ada politik, saya jamin itu sedikit sekali, tidak bisa itu (bermain politik). Paling yang masuk akal itu yang politik moneter, bukan politik praktis. Tidak ada itu," ucapnya kepada Rakyat Merdeka.


Sebab, politisi Partai Na­sional Demokrat (Nasdem) menekankan posisi nomor satu di Bank Sentral kental dengan urusan teknis, seperti bagaimana mengelola kebijakan moneter dan makroprudensial guna ke­pentingan ekonomi nasional. Sehingga kemampuan calon pengganti Agus Martowardojo, yang masa jabatannya habis Mei tahun ini, harus orang yang cakap di bidangnya.

Anggota Komisi XI DPR M Misbakhun menambahkan, meski Agus Marto masih ada peluang menjabat untuk kedua kalinya, tetapi pengajuan nama pengganti Gubernur BI sepenuhnya wewenang Presiden. Yang pasti, sambungnya, posisi gubernur memang harus diisi oleh profesional yang paham soal ekonomi moneter maupun makroprudensial.

Terkait surat pengajuan oleh Presiden Jokowi soal Gubernur BI yang baru nanti, Misbakhun mengaku belum menerimanya. Kalaupun ada, nama itu diserahkan kepada pimpinan DPR dan dibacakan nanti saat rapat Paripurna.

"Kapan rapat Paripurna, itu masih menunggu surat keputusan kapan akan dilaksanakan. Baru setelah itu masuk, akan dibi­carakan lagi lebih lanjut di Badan Musyarawarah dan dilanjutkan fit and proper test di Komisi XI seba­gai rekan kerja BI," terangnya.

Sebelumnya, sejumlah ekonom mencemaskan pemilihan Gubernur BI akan diwarnai kepentingan politik.

Seperti yang dikhawatirkan ekonom dari Institute for development of Economics and Fi­nance (Indef) Bhima Yudhistira.

"Tahun ini kan menjelang Pemilu 2019, sosok Gubernur BI sebaiknya lebih netral dan tidak dapat diintervensi oleh kepentingan politik," warning Bhima saat dihubungi

Soal apakah Agus layak terpi­lih lagi atau tidak, menurutnya, hal itu tergantung dari efektivitas kebijakan BI selama Agus Marto menjabat. Secara objektif, in­flasi dalam tiga tahun terakhir terkendali di bawah target BI, kemudian meskipun kurs rupiah sempat melemah dari 2014- 2015, tapi sejak 2016 hingga awal 2018 cenderung stabil di kisaran Rp 13.300-13.500 per dolar Amerika Serikat. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya