Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal merobohkan Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. Selama pembangunan, ribuan pedagang akan direlokasi di lahan milik PT Astana Raharja milik pengusaha Robby Sumampow.
Berdasarkan pengamatan, lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) pedagang Blok G berada di sebelah Hotel Parmin, Jalan Jatibaru Raya, Jakarta Pusat atau tidak jauh dari Stasiun Tanah Abang.
Lahan seluas 5.800 meter persegi ini berupa hamparan tanah kosong. Di lahan tersebut telah berdiri bangunan tua berÂlantai satu yang sudah usang. Di sekeliling lahan berdiri beberapa lapak pedagang makanan dan minuman.
Selain itu, lahan tersebut juga digunakan sebagai tempat parkir berbagai kendaraan roda dua maupun empat. Mayoritas kendÂaraan yang terparkir berupa truk dan mobil pick up ekspedisi.
Mereka melakukan bongkar muat barang yang dibungkus dengan karung berukuran besar.Setelah bongkar muat tuntas, kendaraan tersebut lantas meninggalkan lokasi. Seorang petugas parkir lantas meminta uang parkir kepada kendaraan tersebut.
"Lahan ini sehari-hari digunaÂkan tempat parkir sejumlah peÂrusahaan ekspedisi," ujar Koordinator Lahan dari PT Bintang Sinar Kencana, Edi Farrel selaku pengelola lahan tersebut kepada
Rakyat Merdeka, Jumat (26/1).
Di tengah-tengah lahan diÂpasang plang bercat biru bertuÂliskan PT Astana Raharja selaku pemilik lahan, dengan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) Nomor 722. Di sebelah kanan lahan, sejumlah pekerja sedang memasang kerangka tiang dari besi yang masih menumpuk menjadi satu.
Sementara, di pojok kiri lahan telah berdiri kerangka besi yang dibangun memanjang sepanjang lahan dan berukuran cukup besar. "Kerangka besi itu untuk tempat kuliner yang berjumlah 38 unit," ujar Edi kembali.
Menurut Edi, sejak bulan Januari, di tempat ini telah berdiri puluhan warung kuliner berbaÂgai macam masakan nusantara. "Bukanya malam hari. Harga sewanya Rp 3,5 juta sebulan," kata dia.
Seluruh pedagang kuliner yang menempati tempat ini, lanjut Edi, merupakan pedagang binaan dari PT Bintang Sinar Kencana. "Tapi kalau ada pedagang lain yang minat, bisa berjualan dinsini," ujarnya.
Pria berbadan tegap ini, mengaku sudah mendengar rencana Pemprov DKI Jakarta yang akan menggunakan lahan tersebut unÂtuk membangun TPS pedagang Blok G. "Saya dengarnya sejak Desember 2017. Tapi keputusan terakhirnya ada di tangan atasan saya, Pak Robby," ujarnya.
Kendati akan dibangun TPS, Edi mengaku tak khawatir apaÂbila nantinya lokasi pasar akan tumpang tindih dengan peruÂsahaan lain yang lebih dulu menyewa lahan. "Nanti tinggal diatur saja, mana lahan yang untuk ekspedisi dan mana yang untuk TPS," ujarnya.
Edi mengakui, rencana reÂlokasi TPS di tempat ini sangat tepat karena lokasi tepat di pingÂgir jalan dan tempat lalu lalang kendaraan dari berbagai arah.
Sementara, kondisi Pasar Blok G Tanah Abang yang akan dirobohkan semakin mempriÂhatinkan. Seluruh kios yang berada di lantai tiga dan empat sudah ditinggal pemiliknya. Puluhan kios mungil berukuran 1,2 meter ditutup rapat, ditingÂgal pemiliknya sejak lama. Kios tersebut sudah berdebu dan kusam dimakan usia.
Yang tersisa hanya segelinÂtir pedagang di lantai dua dan satu yang masih memamerkan barang dagangannya di koridor depan kios. Beberapa pedagang hanya duduk santai di depan kiosnya karena praktis tidak ada pembeli yang lewat.
"Dagangan makin sepi sejak pedagang diperbolehkan berjualan di jalan Jatibaru raya," keluh Taufik, salah satu pedagang pakaian di Blok G Tanah Abang.
Menurut Taufik, sekarang pembeli sudah tidak mau lagi naik ke Blok G dan memilih membeli langsung di tenda-tendapinggir jalan. "Saya setuju saja bangunan ini dirobohkan dan dibangun baru karena sudah tidak layak," kata dia.
Pria berumur 45 tahun ini, mengaku senang bila dipindah ke lokasi baru di lahan dekat Hotel Parmin. Sebab, tempatnya persis di samping jalan raya. "Kios disitu juga pakai banguÂnan, bukan tenda," ucapnya.
Namun demikian, Taufik menÂgaku belum menerima arahan dari pihak pemerintah agar pinÂdah ke lahan milik PT. Astana. "Kita tunggu saja. Semoga dalam waktu dekat ini," harap dia.
Asisten Humas PD Pasar Jaya Amanda Gita mengatakan, seÂlama pembangunan Blok G, seÂluruh pedagang akan direlokasi ke TPShingga pembangunan tuntas dilakukan, "TPS sifatÂnya sementara, dibangun dekat lokasi awal pasarnya, Kalau sudah rampung pembangunan Blok G, kami bongkar lagi," ujar Amanda.
Menurut Amanda, pembangunan TPS setinggi tiga lantai direncanakan bulan Februari mendatang, sembari menunggu kesepakatan antara PT Astana Raharja selaku pemilik lahan dan Pemprov DKI Jakarta.
"Proses pembangunan memaÂkan waktu 3-5 bulan. Ketika daÂpat lahan, langsung kami bangun TPS-nya," tandasnya.
Setelah TPS rampung, kata Amanda, semua pedagang ekÂsisting di Blok G dipindahkan dan langsung membongkar bangunan lama Blok G.
"Pembangunan Blok G kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 tahun kalau semua berjalan lanÂcar," tuturnya.
Direktur Utama PD. Pasar Jaya Arief Nasrudin menambahÂkan, perobohan bangunan Blok G akan dilakukan bulan Februari 2018 karena bangunan tersebut sudah tua. Selanjutnya, pihaknya akan membangun ulang pasar tersebut pada tahun yang sama. "Gedungnya sudah 30 tahun usianya," sebut dia.
Sebagai ganti sementara, Arief mengaku telah mendapatkan lokasi untuk memindahkan pedagang Blok G, Pasar Tanah Abang. Pihaknya memilih lahan milik Robby Sumampow untuk menempatkan para pedagang. "Saat ini proses sewa lahan sudah mencapai 90 persen," sebutnya.
Untuk menentukan harga sewa di lokasi tersebut, sambungArif, akan dilakukan oleh pihak Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). "Prosesnya tinggal menunggu taksiran harga menurut KJPP dan penandatanganan memorandum of understanding dengan PT Astana Raharja," ucapnya.
Dia mengatakan, luas tanahyang akan ditempati para pedaÂgang itu 2 ribu meter persegi. "Sistem sewa, sehingga Pemprov DKI tak membeli lahan terseÂbut," jelasnya.
Arief memastikan, status taÂnah di sana sudah jelas. "Yang nyewa perusahaan kuliner, leÂtaknya berdampingan dengan yang kami sewa, luasnya juga 2.000 meter persegi," jelasnya.
Ke depan, lanjut Arief, Blok G Pasar Tanah Abang yang dibanÂgun ulang akan dilengkapi 1.500 unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa). "Di bawahnya itu pasar, atasnya rusun. Untuk umum, tapi pedagang itu skala prioritas supaya mereka engÂgak jauh-jauh untuk berjualan," paparnya.
Selain itu, lanjut dia nantinya juga akan dibangun jembatan (sky bridge) yang menghubungÂkan Blok G dengan blok-blok lainnya di Pasar Tanah Abang.
Juga, kata dia, Pemprov DKI merencanakan di Pasar Blok G akan menjadi tempat pemberhentian moda transporÂtasi berbasis kereta, light rail transit (LRT) atau mass rapid transit (MRT).
"Kita lagi bikin detail enginÂering design (DED)-nya. Nanti disambungkan dari Stasiun KATanah Abang ke Blok G dan Blok G ke Blok F," urainya.
Arief menyatakan, perampunganDEDtidak membutuhÂkan waktu lama, tapi pembangun tetap akan menunggu proses perizinan. Diperkirakan, prosesperizinan IMB dan Amdal membutuhkan waktu lebih dari dua bulan.
"Sambil menunggu pembanÂgunan, relokasi pedagang di Blok G bisa saja dilakukan," pungkasnya.
Latar Belakang
Pemprov Siap Bangun Rumah Susun Di Atas Pasar Blok GTanah Abang Pasar Blok G, Tanah Abang akan dirobohkan pada Februari 2018. Rencananya, Blok G akan dibangun pasar terintegrasi berkonsep transit oriented development (TOD). Juga akan ada rusun yang dibangun di atas pasar. Selain itu, depo light rail transit (LRT) juga akan dibanÂgun di sana.
Sebelum rencana itu tercapai, ada sekitar 900 pedagang yang akan ditampung sementara di lahan milik pengusaha Robby Sumampow.
Awalnya, relokasi para pedaÂgang akan dilakukan dengan menyewa lahan milik Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana atau Haji Lulung. Namun, rencana tersebut dibatalkan, karena lahan politikus PPP ini tidak cukup menampung semua pedagang Blok G.
Akhirnya, dengan berbagai macam pertimbangan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan merelokasi seluruh pedaÂgang ke lahan PT Astana Raharja di Jalan Jatibaru Raya.
Pemindahan pedagang di Blok G karena kondisi bangunan yang sudah tua dan sepi pembeli bila dibandingkan dengan Blok Adan F Pasar Tanah Abang. Dari 2.200 unit kios di blok itu, hanya 30 persen yang terisi atau sekiÂtar 939 pedagang, berdasarkan catatan PDPasar Jaya. Padahal, masa sewa mereka baru berakhir pada 2022.
Pasar Blok G Tanah Abang menjadi perhatian publik saat Joko Widodo menjadi Gubernur DKI tahun 2012. Saat itu, Pemprov DKI menggunakan pasar tersebut sebagai tempat untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Jalan Jati Bunder dan jalan lain di kaÂwasan Pasar Tanah Abang. Para PKL itu ditempatkan di lantai 2 dan 3 Blok G.
Pemprov juga melengkapi pasar tersebut dengan berbaÂgai fasilitas seperti food court, memberikan fasilitas wifi gratis, ATM center hingga mengadakan undian dengan hadiah mobil. Serta Konsep berkelas mal. Usai renovasi, Pasar Blok G Tanah Abang ini akhirnya diresmikan oleh Jokowi, September 2013.
Awalnya, pasar tersebut cukup menjanjikan ramai dikunjungi pembeli. Pedagang pun senang dengan keadaan itu. Namun, seiring berjalannya waktu, keadaan tersebut berbanding terbaÂlik. Tempat ini seperti mati suri, terlebih dengan diperbolehkanÂnya PKL berjualan di sepanjang Jalan Jatibaru atau depan Stasiun Tanah Abang.
Saat era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pasar Blok G direncanakan juga akan dirobohkan. Blok G akan dibangun terintegrasi langsung dengan blok lain yang memiliki konsumen lebih banyak.
Seiring berjalannya waktu, Ahok memutuskan untuk memÂbatalkan. Alasannya, dia mendaÂpat informasi kondisi pasar yang sepi sengaja dibuat pihak tak bertanggung jawab.
Menurut Ahok, dalam pemÂbangunannya, Pasar Blok G akan melakukan kerja sama dengan pihak swasta. Dalam kontrak kerja sama, mereka menjanjikan akan menyediakan eskalator dan jembatan penghubung.
Tapi janji tinggal janji. Jangankan jembatan penghubung antara Blok G ke Blok A, jembatan Blok B dan stasiun, eskalator saja belum terpasang.
Terakhir era Anies-Sandi. Pasar Blok G juga direncanakan akan dirobohkan dan dibangun ulang serta dilengkapi rusun sederhana sewa (rusunawa) di atasnya. Selain itu, akan dibangun jembatan (
sky bridge) yang menghubungkan Blok G dengan blok-blok lainÂnya di Pasar Tanah Abang.
Selanjutnya, Pemprov DKI merencanakan, Pasar Blok G akan menjadi tempat pemberÂhentian moda transportasi berbaÂsis kereta, antara light rail transit (LRT) atau mass rapid transit (MRT). ***