Sikap Forum Silaturahmi Takmir Mesjid se-Jakarta yang menolak tempat ibadah jadi panggung politik ditanggapi beragam warga dunia maya. Ada yang mendukung, tapi ada yang menolak dan ada juga yang pesiÂmistis itu terwujud.
Koordinator Forum Silaturahmi Takmir Masjid se-Jakarta Husny Mubarok Amir menuturkan, saat ini sudah banyak tersiar mengenai beberapa agenda politik yang sudah memasuki ranah masjid. Pihaknya menyesalkan dengan agenda politik yang masuk ke lingkungan masjid di Jakarta dan berharap seharusnya masjid untuk mempersatukan umat, bukan meÂmecah belah.
"Masjid harus menjadi sarana untuk mempersatukan umat, bukan dijadikan sarana untuk memecah belah dan mempeÂruncing perbedaan," ujar Husny Mubarok di Jakarta, kemarin.
Dirinya juga mengatakan bahwa agenda politik yang masuk ke masjid dimanfaatÂkan oleh beberapa ormas. Walaupun tidak menyebutkan secara spesifik nama ormas, Husny mengatakan sudah ada beberapa masjid yang menjadi panggung-panggung politik untuk mencapai kepentingan pribadi.
"Ada beberapa, misalnya Masjid Pondok Indah, Istiqlal juga digunakan, Sunda Kelapa, dan Al-Azhar," tambah Husny.
Lantas bagaimana respons warganet? Sikap Forum Silaturahmi Takmir Mesjid ini menjadi perbincangan serius warganet. "Setuju! Kembalikan rumah ibadah ke kesucian yang sesungguhnya!" cuit akun @FAkhrist.
"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah Para takmir masjid se Jakarta menjaga kesucian rumah Allah," kata akun @ suburstn.
"Itu yang seharusnya, jangan pernah dan harus dilarang untuk semua tempat ibadah agama apapun tidak baik menjadikan tempat ibadah sebagai sarana politisasi agama yang merusak makna," sambung akun @damaibung.
"Masjid itu arti harfiyahnya tempat bersujud. Tempat Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allah. Bukan tempat berteriak dan mengajak orang berkelahi," ujar akun @AT_AbdillahToha.
"Masjid terlalu suci untuk dijadikan tempat gedebukan ngurusi politik," kata akun @hilmy_elhasan.
"Tempat ibadah menjadi suci bukan karÂena tempat ibadah itu sendiri, tapi karena semua orang yang datang selalu dengan kesucian dan kebaikan hati. Sebaliknya kalau setiap orang yang datang hanya dengan kedengkian apa pun itu tempatnya akan menjadi neraka yang sebenarnya," kata akun @kokokklaten.
"Alhamdulillah takmir se DKImenoÂlak politisasi agama di masjid ,belajar pilkada ummat ter-cabik2," cuit akun @ Sholachuddin6.
Namun sejumlah warganet mengangÂgap sikap Takmir Mesjid Jakarta ini telat, mengingat pilkada DKI sudah selesai.
"Kalau cuma Jakarta mah percuma udah telat Pilkada, udah kelar. Harusnya seluruh Indonesia," ujar akun @PriaKolorIjo.
"Tidak terjadi di Jakarta saja.... memÂbuat umat malas ke masjid seharusnya adem dengar ceramah di masjid," ungkap akun @ucinkamba.
"Walaupun telat karena waktu pilkada DKI kemarin pada mingkem semua, tapi nggak apalah. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali!" tulis akun @mauritsjelek.
"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali...tapi memang menyedihkan banget," sesal akun @nickomilanisti.
"Kesadaran yang terlambat, sudah dari setahun lalu kita tolak politisasi masjid. Walau begitu lebih baik terlambat dariÂpada tidak sama sekali. Sekarang tinggal dilihat bagaimana kesungguhan niatnya," sahut akun @Sidik_Best.
Namun pelaksanaan pilkada dan Pemilu 2019 yang sudah di depan mata membuat sejumlah pegiat media sosial pesimis itu bisa terwujud. "Kuat kah takmir masjid melawan cobaan pileg dan pilpres yang akan datang?" kata akun @akoezuma.
"Saya kok pesimis yah. Tapi saya sangat menghargai niat baik para takmir," kicau akun @Sholachuddin6.