Berita

Foto/Net

Politik

Warganet Rame-rame Serukan Tolak Masjid Jadi Panggung Politik

Jelang Pelaksanaan Pilkada
SENIN, 29 JANUARI 2018 | 10:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Sikap Forum Silaturahmi Takmir Mesjid se-Jakarta yang menolak tempat ibadah jadi panggung politik ditanggapi beragam warga dunia maya. Ada yang mendukung, tapi ada yang menolak dan ada juga yang pesi­mistis itu terwujud.

 Koordinator Forum Silaturahmi Takmir Masjid se-Jakarta Husny Mubarok Amir menuturkan, saat ini sudah banyak tersiar mengenai beberapa agenda politik yang sudah memasuki ranah masjid. Pihaknya menyesalkan dengan agenda politik yang masuk ke lingkungan masjid di Jakarta dan berharap seharusnya masjid untuk mempersatukan umat, bukan me­mecah belah.

"Masjid harus menjadi sarana untuk mempersatukan umat, bukan dijadikan sarana untuk memecah belah dan mempe­runcing perbedaan," ujar Husny Mubarok di Jakarta, kemarin.


Dirinya juga mengatakan bahwa agenda politik yang masuk ke masjid dimanfaat­kan oleh beberapa ormas. Walaupun tidak menyebutkan secara spesifik nama ormas, Husny mengatakan sudah ada beberapa masjid yang menjadi panggung-panggung politik untuk mencapai kepentingan pribadi.

"Ada beberapa, misalnya Masjid Pondok Indah, Istiqlal juga digunakan, Sunda Kelapa, dan Al-Azhar," tambah Husny.

Lantas bagaimana respons warganet? Sikap Forum Silaturahmi Takmir Mesjid ini menjadi perbincangan serius warganet. "Setuju! Kembalikan rumah ibadah ke kesucian yang sesungguhnya!" cuit akun @FAkhrist.

"Alhamdulillah, terima kasih ya Allah Para takmir masjid se Jakarta menjaga kesucian rumah Allah," kata akun @ suburstn.

"Itu yang seharusnya, jangan pernah dan harus dilarang untuk semua tempat ibadah agama apapun tidak baik menjadikan tempat ibadah sebagai sarana politisasi agama yang merusak makna," sambung akun @damaibung.

"Masjid itu arti harfiyahnya tempat bersujud. Tempat Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allah. Bukan tempat berteriak dan mengajak orang berkelahi," ujar akun @AT_AbdillahToha.

"Masjid terlalu suci untuk dijadikan tempat gedebukan ngurusi politik," kata akun @hilmy_elhasan.

"Tempat ibadah menjadi suci bukan kar­ena tempat ibadah itu sendiri, tapi karena semua orang yang datang selalu dengan kesucian dan kebaikan hati. Sebaliknya kalau setiap orang yang datang hanya dengan kedengkian apa pun itu tempatnya akan menjadi neraka yang sebenarnya," kata akun @kokokklaten.

"Alhamdulillah takmir se DKImeno­lak politisasi agama di masjid ,belajar pilkada ummat ter-cabik2," cuit akun @ Sholachuddin6.

Namun sejumlah warganet mengang­gap sikap Takmir Mesjid Jakarta ini telat, mengingat pilkada DKI sudah selesai.

"Kalau cuma Jakarta mah percuma udah telat Pilkada, udah kelar. Harusnya seluruh Indonesia,"  ujar akun @PriaKolorIjo.

"Tidak terjadi di Jakarta saja.... mem­buat umat malas ke masjid seharusnya adem dengar ceramah di masjid," ungkap akun @ucinkamba.

"Walaupun telat karena waktu pilkada DKI kemarin pada mingkem semua, tapi nggak apalah. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali!" tulis akun @mauritsjelek.

"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali...tapi memang menyedihkan banget," sesal akun @nickomilanisti.

"Kesadaran yang terlambat, sudah dari setahun lalu kita tolak politisasi masjid. Walau begitu lebih baik terlambat dari­pada tidak sama sekali. Sekarang tinggal dilihat bagaimana kesungguhan niatnya," sahut akun @Sidik_Best.

Namun pelaksanaan pilkada dan Pemilu 2019 yang sudah di depan mata membuat sejumlah pegiat media sosial pesimis itu bisa terwujud. "Kuat kah takmir masjid melawan cobaan pileg dan pilpres yang akan datang?" kata akun @akoezuma.

"Saya kok pesimis yah. Tapi saya sangat menghargai niat baik para takmir," kicau akun @Sholachuddin6.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya