Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) punya cara khusus dalam menyÂindir pejabat, khususnya yang ikut Pilkada 2018. Melalui akun resmi KPK yaitu @KPK_RI, lembaga anti rasuah ini membuat pantun terkait LapoÂran Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LKHPN).
Cuitan berisi pantun ini diposting akun resmi KPK pada Kamis (25/1) kemarin. "Bau wangi, baunya duren Dimakan bersama di rumah Kang Emen Pengen punya Kepala Daerah keren? Pilih yang sudah lapor LHKPN. - Febri Diansyah- #tanyajubir," cuit akun @KPK_RI.
Untuk diketahui, menyampaikan LHKPN pada KPK menjadi salah satu persyaratan penting bagi paslon dalam pilkada. Baik paslon yang berstatus sebagai petahana, maupun non petahana.
Dari cuitan yang dianggap unik itu pun menuai banyak komentar dari pegiat meÂdia sosial. Namun dari berbagai tanggapan yang ada, justru banyak warganet yang menyentil KPK dengan berbagai kasus korupsi yang dianggap masih mangkrak untuk diselesaikan.
"Bau wangi, baunya duren Dimakan bersama dirumah Kang Emen Pengen jadi @KPK_RI yang keren? Usut dah tuh kasus RS Sumber Waras yang kemaren," balas akun @mr_lazoeardi.
"Pakai sendal mau kemana Beli Selang tapi beduri Bijimana.. Hambalang dan Centuri Ada kaus di teras apa kabar Sumber Waras #Hasem," sindir akun @tuanmarajo.
"Buah duren nusuk mata, kirain kpk itu keren, tapi ternyata.... (tebang pilih n byk melodrama?" timpal akun @DadangSupratman.
"Duren montong di makan rame-rame eehh ada yang hilang namanya di kasus e-ktp bijimanah son??" heran akun @ faiz55679778.
"Transjakarta gimana bro? Sumber waras? Cengkareng? Taman bmw? Ktp kok pada ilang gitu nama2nya," tulis akun @CecepMAzmi.
"Kasus centuri gimana kabarnya om????? @KPK_RI..???" tanya akun @ satriyogantari.
"Apa kabar RSSW? "Nama tersebut" lainnya di e-ktp?" sambung akun @ OnlyKurnia.
Bahkan Pakar Hukum Tata Negara ikut meÂnanggapi cuitan akun KPK tersebut. Melalui akun Twitter miliknya @mohmafudmd, bekas Ketua Mahkamah Konstitusi ini ikut bikin puisi menyikapi soal LHKPN.
"Bau doren di kampung Cepu, di kamÂpung Cepu banyak pete. Lapor LKHPN jangan menipu, kalau menipu bisa-bisa kena otete," kata Mahfud.
Cuitan Mahfud MD ini pun menuai baanyak komentar dari pegiat media sosial lainnya. "Iwak peyek sambel terong, wong wes towek senengane podo nggarong," cuit akun Dinasty_Mominash. "Buah duren, buah kecapi,, lapor LHKPNtetap korupsi," balas akun @trah81.
"Baunya Duren.. Baunya Busuk. Dimakan bersama di depan KaPeKa RI. Para Koruptor Kakap BLUSUK yang diÂtangkap KaPeKa Koruptor TERI," sindir akun @zarwazi.
"Duren bkn sembarang duren. Duren Cepu belum tentu bermutu. Banyak duren mulus busuk isinya. LHKPN bukan sembarang LHKPN. Untuk apa LHKPN menipu, yang tercantum banÂyak harta hibahnya. cc. @KPK_RI," cuit akun @BadjaNuswantara.
"Duren bukan sembarang duren Kulitnya berduri isinya gurih lapor LHKPNbiar dibilang keren Nah ujung-ujungnya diÂtangkap gara-gara korupsi....," kritik akun @damai_bung.
"Paling enak makan duren, belinya dikota Klaten. Buat apa pemimpin beken, kalau kinerjanya impoten," kata akun @ seiyamoon1111.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah justru lebih memilih membuat sayembara dalam pengungkapan kasus KTP-el. "Saya punya tesis lain yang sekarang saya mesti buka sayembara, barang siapa yang bisa memberitahukan kepada saya cara menghitung kerugian negara Rp 2,3 T itu, saya kasih sepeda motor dan helm. Itu sayembaranya," ucap Fahri.
"Kalau cuma motor mah.. kelasnya timses camat dki. Kerugian ktp-el diÂduga lebih dr 2T bung," tulis akun @ Mingfan5. ***