Berita

Foto/Net

Politik

Bamsoet Mau Kinerja, Bukan Pakai Pencitraan

SELASA, 23 JANUARI 2018 | 00:06 WIB | LAPORAN:

Ketua DPR Bambang Soesatyo tak mau mengandalkan pencitraan dalam upaya memperbaiki lembaganya. Dia ingin mengubah citra negatif yang menempel di DPR menjadi positif dengan peningkatan kinerja dan kualitas produk, membangun suasana dialogis dengan pemerintah dan masyarakat, serta responsif terhadap persoalan bangsa dan negara.

"Peningkatan kinerja itu harus dimulai dengan menyamakan persepsi di antara semua unsur atau kekuatan politik di DPR. Semua fraksi harus menerima kenyataan tentang persepsi buruk masyarakat terhadap DPR seperti institusi paling korup, tidak produktif karena nyaris tidak pernah mencapai target program legislasi nasional (Prolegnas), dan juga dinilai malas karena tingkat kehadiran yang rendah pada rapat-rapat alat kelengkapan dewan (AKD)," kata politisi yang akrab disapa Bamsoet ini di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/1).

Dia merasa, selama ini, nyaris tidak ada upaya maksimal untuk mengubah persepsi negatif itu. DPR bahkan memperlihatkan gelagat tidak peduli, sehingga kemudian dinilai publik tidak punya sensitivitas untuk menjaga marwahnya sendiri.


"Kecenderungan negatif seperti itu terpelihara karena DPR tidak berupaya membangun komunikasi yang baik dan efektif dengan publik. Dalam menyikapi keceman, seringkali reaksi bukannya atas nama institusi, melainkan cenderung personal dan partisan. DPR seperti tidak punya juru bicara yang sigap merespons ketika institusi menjadi target cercaan publik," tuturnya.

Bambang tak ingin membiarkan kondisi ini terus berlanjut. Kata dia, DPR harus segera memperlihatkan semangat perubahan, sejalan dengan perubahan persepsi publik terhadap pemerintah yang terus membaik. Semua elemen di DPR harus didorong untuk peduli dan prihatin terhadap persepsi negatif publik pada lembaganya. Selanjutnya, DPR harus mampu ada peningkatan kinerja di hadapan masyarakat.

"Jangan pernah berasumsi bahwa perbaikan citra DPR hanya diwujudkan melalui strategi pencitraan. Masyarakat tidak bisa dikelabui dengan strategi pencitraan. Adalah pepesan kosong jika kerja pencitraan tidak dilengkapi dengan kerja nyata atau produktivitas," ucapnya.

Pada November 2017, DPR dan Pemerintah sudah memutuskan 50 RUU masuk dalam Prolegnas 2018 prioritas. DPR mengajukan 31, Pemerintah mengajukan 16, dan DPD mengusulkan tiga.

Menurut Bamsoet, beban kerja ini tidak ringan. Sebab, 2018 adalah tahun politik. Ambisi semua parpol untuk meraih kemenangan pada Pilkada 2018 akan berdampak pada kinerja Dewan. Sebagai kader andalan terkadang harus menanggapi panggilan tugas dari partainya untuk kerja pemenangan.

"Karena itu, pimpinan DPR dan para ketua fraksi perlu duduk bersama untuk membahas pengelolaan beban kerja ini. Apakah jumlah RUU prioritas dalam Prolegnas 2018 perlu dipertahankan atau disederhanakan agar tampak realistis? Penyelesaian beban kerja ini juga tak bisa dipisahkan dari faktor kehadiran anggota Dewan. Karena itu, pimpinan DPR dan para ketua fraksi juga perlu menyepakati ketentuan mengenai wajib hadir anggota fraksi pada rapat-rapat AKD. Setiap fraksi akan diminta mengatur kegiatan anggota pada tahun politik ini agar kerja legislasi tidak terganggu," jelasnya.

Selain target, tambah Bamsoet, kualitas UU yang dihasilkan pun tidak boleh luput dari perhatian pimpinan DPR. Sebab, selama ini, banyak UU dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK). Pada 2012 misalnya, MK membatalkan 29 UU. Dua UU yang dibatalkan MK adalah UU Nomor 17/2012 tentang Perkoperasian dan UU Nomor 7/2004 tentang Sumber Daya Air.

"Agar kualitas UU semakin baik, mau tak mau DPR harus lebih fokus dan mawas diri. Selain itu, kecenderungan DPR yang ambisius untuk menyelesaikan puluhan RUU dalam satu tahun kerja harus diakhiri. Demi kualitas UU, DPR harus realistis," tandasnya. [nes]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya