PADA suatu ha-pe-en
malin kundang dijamu presiden
Bung malin jadi tamu spesial
wartawan teladan nasional
Pulang-pulang dapat kado
sebuah sepeda gunuang
warnanya dendeng balado
tak tuntuang tak tuntuang
Bulan putih berarak-arak
batin malin berderak-derak
"Lihatlah, penaku yang fana,
hadiah kecil ini, bukti cinta kita
yang tak pernah hoax,"
malin bersyukur dalam
suara zikir yang mulai soak
Pagi buta malin kundang
mengayuh sepeda ke pantai
pensiun muda di ambang datang
wartawan kawakan kita itu
berandai-andai, berpikir sejenak
menolak hidup santai kelak
di bawah gemas kebun petai
atau rindang pokok jambu
menggagas usaha media baru
Lalu 'plak'
ia jentikkan bunyi dua jari
ke arah ombak
"Iko nyo kawan...
telukbayur.com
portal utama destinasi anda
haha, rancak bana!"
Tiba-tiba ide tersebut buyar
di sepanjang telukbayur
mata malin tersungkur
menatap sisa-sisa kondom
yang terapung liar
Malin kundang menderu
ia gasak sepeda yang raning
membelakangi samudera bisu
sayup-sayup hening
"Sebanyak apapun nama ikan
engkau umbar dalam kuis,
yang namanya sepeda
tetap warisan agraris, katonyo
maritim, tapi ndak pernah intim,"
Malin kundang orangnya gitu
kalau marah suka menggerutu
Bulan putih berarak-arak
batin malin berderak-derak
sejak musim merantau
sampai zaman now
malin kundang adalah
wartawan durhaka
Semua kabar, segala kisah
ia dengar dengan telinga
yang durhaka
Tiada debar juga gelisah
yang tak ditulisnya
dengan tangan durhaka
Sesumbar pembesar
keletah bromocorah,
bagi malin kundang: sekadar
narasumber durhaka
"Tulisan yang kekal-baka
hanya lahir dari
nalar durhaka,"
demikian malin kundang
membrainstorming
wartawan magang
Hari itu malin kundang ngebut
dengan sepedanya yang viral
nafas semput, peluh cecar
malin tak sampai-sampai
ke rumah gadang nan landai
"Apa aku harus durhaka juga
kepada kau, da?" bisik malin
kundang tersengal-sengal ke
roda sepeda yang barusan
dipanggilnya "da"
"Aku takut, da, aku takut..."
Hari ini negara
beri sepeda
besok ngasih opsi:
panggil mereka
bundo kanduang
kalau tak mau
dikutuk ahlul-buzzer
jadi batu!
Tak tuntuang
tak tuntuang
[***]