Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Dramaturgi Korupsi Kondensat Di Bareskrim: Jampidsus Siap!

SENIN, 15 JANUARI 2018 | 18:25 WIB | OLEH: DJOKO EDHI ABDURRAHMAN

PENYIDIK bagi-bagi 86, sampai bongkok pun takkan pernah perkara korupsi kondensat (minyak mentah) naik ke P21 (penuntutan). Itu asumsi terakhir, sejak saya bertemu Jampidsus Aditio, yang orang Sumenep, bersama Irwansyah Nasution, Dewan Penasihat LPBH PBNU, bulan lalu.

Tadinya saya pikir Jampidsus yang korup, sehingga berkas itu tak kunjung P21. Tapi ketika saya tanyakan ke Aditio, yang baru menjabat sebulan, malah tegas sangat siap mengeksekusi berkas itu jika dilimpahkan oleh Bareskrim.

Ia menunjuk berita yang diangkat Kisman, wartawan Majalah Forum. Kisman sendiri menyerang Jampidsus yang korup, bukan Bareskrim sebagai biang tak naiknya kasus yang ditangani Jenderal Buwas 2,5 tahun lalu itu ke pengadilan. Sudah lima kali dikembalikan berkasnya oleh Jampidsus, katanya. Dramaturgi main pimpong, besar sekali 86 di situ! Hitung saja dari nilai kerugian keuangan negara tadi. Wow, kaya raya penyidik.

Negara memang hanya dihadiahi bangkrutnya, dengan jumlah kerugian Rp 35 triliun, 16 kali lebih besar daripada kerugian keuangan negara pada korupsi E-KTP. Inilah kerugian korupsi terbesar yang pernah ada di Indonesia, lebih dari cukup untuk biaya nyapres dua kali.

Kapolri Jenderal Profesor Tito Karnavian harus turun tangan. Ini bukan soal Perkap, KUHP, KUHAP, dan teknik UU Tipikor, tapi korupsi raksasa yang didramaturgi. Perlu diingat gara-gara masalah begini Densus Tipikor ditolak tiga bulan lalu. Yaitu, korupsinya pindah dari pelaku ke penyidik.

Sinyalemen Direktur Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman bahwa tersangka Honggo Hendratmo sengaja dibiarkan Bareskrim melarikan diri agar kasus itu tak bisa P21. Dan, P21 tapi tak dilimpahkan.

Korupsi kondensat berangkat dari persetujuan jatah kondensat untuk kilang TPPI tanpa proses tender, ditetapkan dengan keputusan Kepala BP Migas bernomor KPTE-20/ BP00000/2003- SO tertanggal 15 April 2003. Terang benderang delik korupsinya. Berkas buktinya di Pidsus Kejagung, tersimpan di sejumlah troli sekamar penuh lapis dua. Bukti lebih dari cukup. Arminsyah, Jampidsus sebelumnya, menundanya hingga 5 kali, yang ketika itu Honggo belum minta izin berobat ke Singapura. Nyapres saja Pak Bro.

Belakangan Honggo Wedratmo yang berasal dari Kanton Cina ini, dinyatakan menjalani perawatan di Singapura. Kemarin ketahuan, otoritas Singapura menyatakan tak ada Honggo di negeri Singa. Jadi, Bareskrim dan Kejagung bohong besar. Honggo disuruh kabur dikatakan berobat. Dikatakan di Singapura padahal disuruh sembunyi. Lalu dibuat alasan menunda pelimpahan kasus itu ke pengadilan.

Dua tersangka lainnya ialah Raden Priyono dan Djoko Harsono, orang Jawa. Belum disuruh kabur. Mau kabur kemana? Tapi berkasnya displit dengan Honggo, toh juga tak dilimpahkan ke Kejakgung. Jelas, yang korup adalah penyidik!

Secara hukum, tak ada alasan karena Honggo sembunyi, lalu berkas tak dilimpahkan. Sebenarnya KPK memiliki hak mengambil alih kasus itu. Cuma khawatir KPK tak menemukan mens rhea (niat jahat) di situ seperti dalam kasus Ahok. Lebih konyol.[***]

*Penulis adalah anggota Komisi Hukum DPR periode 2004-2009, Wakil Sekjen DPP KAI, Wakil Sekretaris Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum PBNU

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya