Berita

Publika

Dilema Menteri Susi, Menanti Keberpihakan Presiden

SENIN, 15 JANUARI 2018 | 07:24 WIB

SETALI dua uang! itulah yang terjadi pada Wapres JK dan Menteri Luhut Binsar Panjaitan sebagai menteri koordinator maritim saat keduanya meminta Menteri Susi menghentikan kebijakannya menenggelamkan kapal ilegal pencuri ikan di laut Indonesia.

Hanya ada satu kata, lawan! Mungkin itulah kalimat yang pantas untuk disampaikan kepada Menteri Susi Pudjiastuti sebagai bentuk dukungan moral terhadap beliau atas kebijakan menengggelamkan kapal pencuri ikan.

Indonesia sebagai negara maritim harus mampu menyelamatkan budidaya ikan yang selama ini menjadi surga bagi para maling ikan dari berbagai negara. Kenapa LBP meminta Menteri Susi menghentikan penenggelaman kapal pencuri ikan? Kenapa juga Wapres JK mempertanyakan undang-undang penenggelaman kapal pencuri ikan dan takut karena ada negara lain yang protes. Ada apa dengan mereka yang tak setuju kepada kebijakan Menteri Susi. Sementara nelayan lokal sangat diuntungkan. Di manakah keberpihakan negara atas masyarakat nelayan yang hidup dari hasil tangkap ikan.  


Menteri Susi yang selama ini dikenal keberpihakannya terhadap masyarakat kecil akankah berakhir tragis (su'ul Khotimah) dengan mejalankan perintah Wapres JK dan menteri koordinator maritim. Atau mampukah Menteri Susi mempertahankan kebijakannya tersebut. Agar diakhir karirnya sebagai menteri kelautan dan perikanan berakhir khusnul khotimah serta tetap dikenang sebagai menteri yang berpihak kepada rakyat jelata.

Di manakah keberpihakan Presiden Jokowi atas kebijakan Menteri Susi yang disoal oleh duo petinggi republik itu?

Pertanyaan-pertanyaan di atas tentu tak semudah membalikkan telapak tangan untuk bisa dijawabnya, tetapi jika para petinggi republik ini mempunyai sikap keberpihakan yang jelas kepada rakyat jelata tentu tak sulit juga untuk dijawab. [***]

M. Husni Mubarok

(Tokoh muda, penggagas Gerakan Indonesia Satu)

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya