Auditor Utama (Tortama) Keuangan Negara III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rochmadi Saptogiri mengguÂnakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) palsu untuk membeli mobil mewah Honda All New Odyssey seÂharga Rp 700 juta.
Dalam KTP dan NPWP yang diserahkan untuk pembelian mobil itu, tertera nama Andhika Aryanto. Namun di kolom foto KTP terpampang wajah Rochmadi.
KTP dan NPWP palsu itu diperlihatkan jaksa penuntut umum (JPU) KPK dalam perÂsidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta kemarin.
Pembelian mobil itu lewatanak buah Rochmadi di BPK: Ali Sadli yang menjabatPelaksana Tugas Kepala Auditorat III B. Ali lalu meminta bantuan Andrianto, Seller Supervisor PT Panji Rahma Otomotif untuk mencarikan pesanan Rochmadi.
Andrianto kemudian memeÂsannya dari Valentino, Sales Supervisor Dealer Honda Sunter, Jakarta Utara. "Khusus untuk NPWP apakah sudah dilakukan pengecekan bahwa NPWP ini memang terdaftar atas nama Andhika Arianto?" tanya Jaksa KPK Takdir Suhan kepada Andrianto.
"Saya kurang tahu kalau masalah NPWP dan KTP. Biasanya orang kalau dikasih (fotokopi identitas) itu jadi. STNK pun jadi," jawab Andrianto.
Valentino yang juga dihadÂirkan dalam sidang perkara Rochmadi ini mengaku tak mengecek KTP atau NPWP yang diberikan calon pembeli apakah asli atau palsu.
"Kalau untuk NPWP sih kita tidak pernah periksa itu asli atau enggak. Memang SOP di perusahan kami juga tidak cek itu asli atau enggak," jawab Valentino.
Ketua majelis hakim Ibnu Basuki sempat marah pihak dealer tidak teliti dalam memÂproses data diri pembeli mobil. Menurut dia, dengan idenÂtitas palsu ini, pelaku koruÂpsi mengelabui aparat dalam membeli aset-aset dari uang hasil kejahatan.
"Besok-besok kalau ada yang beli coba cek identitasnya beÂnar tidak ini orangnya. Jangan hanya asal ada kartu identitasÂnya saja," imbau Ibnu.
Setelah mobil dibeli, Andrianto bingung mengirim mobil pesanan Rochmadi. Pasalnya, Ali Sadli dan Rochmadi sudah ditangkap KPK. Andrianto sempat menghubungi istri Ali, Wuryanti Yustianti untuk meÂnanyakan pengiriman mobil. Namun tak ada respons.
Andrianto akhirnya berinisiatif mengantar mobil itu ke rumah Ali di Kebayoran Symphony Bintaro, Tangerang Selatan. "Saya datang ke ruÂmah langsung. Saya bilang bagaimana Bu mobil enggak ada yang ngakuin. Ini mobil paling mahal di Honda. Kalau mobil di dealer lama, nanti rusak," tuturnya. ***