Berita

foto/Net

Hukum

Fredrich: KPK Mimpi Di Siang Bolong

KAMIS, 11 JANUARI 2018 | 02:33 WIB | LAPORAN:

Pernyataan Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan tentang adanya kongkalikong memanipulasi data medis Setya Novanto oleh advokat Fredrich Yunadi dan Dokter RS Medika Permata Hijau, Bimanesh Sutarjo langsung ditepis.

Fredrich menilai tuduhan komisioner KPK terhadap Bimanesh merupakan fitnah yang keji.

"Beliau mantan Kombes polisi, baru pensiun, beliau S3 ahli penyakit dalam, ginjal. Jika menuduh, berarti KPK menuduh Polri merekayasa juga. Tidak masuk akal," jelas Fredrich Yunadi melalui sambungan telepon, Rabu (10/1).

Dia menegaskan bahwa hal itu tidak benar. Dia juga tidak pernah memesan satu lantai di Rumah Sakit (RS) Medika Permata Hijau, sebelum Novanto dirawat setelah kecelakaan.

"Itu fitnah, (KPK) mimpi di siang bolong, lantai tersebut ada empat pasien lainnya, emangnya bisa diusir ? Gila," jelasnya

Fredrich menjelaskan bahwa Novanto tak berada sendirian di lantai rawat inap VVIP RS Medika Permata Hijau. Dia berani jamin, saat itu ada empat pasien lain yang berada di sana.

"Edan, itu isapan jempol belaka, ketika SN dirawat sebelahnya ada empat pasien yang  dirawat. Saya punya bukti fotonya," ujar Fredrich.

Fredrich juga menjelaskan bahwa dia baru datang ke RS Medika Permata Hijau sekitar pukul 19.30 WIB. Nah, Novanto sendiri sudah duluan datang pukul 18.20 WIB. Sementara pemesanan kamar baru dilakukan sekitar pukul 20.50 WIB.

"Saya booking setelah mendapatkan surat pengantar dari dokter. Ada bukti foto, rekaman TV, ketika saya antri daftar," kata Fredrich.

Fredrich dan Bimanesh telah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus menghalangi penyidikan perkara korupsi proyek pengadaan e-KTP yang telah menjerat Setnov.

Mereka berdua dijerat Pasal 21 UU 31/1999 sebagaimana telah diubah dalam UU 20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. [nes]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya