Berita

Foto/Net

Bisnis

Jokowi: Nggak Apa-apa Yang Penting Jangan Kalah

Negosiasi Dengan Freeport Alot
RABU, 10 JANUARI 2018 | 09:31 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Presiden Jokowi terlihat geregetan dengan negosiasi divestasi saham PT Freeport Indonesia yang belum kunjung selesai. Namun demikian, dia mengaku tidak mempermasalah­kannya sepanjang mendapatkan hasil yang memuaskan.

"Sudah tiga tahun kita nego­siasi, alot banget. Enggak apa-apa alot yang penting jangan kalah. Saya sudah perintahkan minimal kita dapat 51 persen. Tapi tiga tahun juga belum rampung-rampung, haduh," kata Jokowi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (8/1).

Jokowi tidak merinci target penyelesaian negosiasi tersebut. Namun, dia berjanji akan meng­umumkannya bila seluruh proses negosiasi sudah rampung.


Dia menegaskan, pemerintah tidak akan menyerah untuk memperoleh porsi saham yang lebih besar.

Seperti diketahui, sampai saat ini belum ada keputusan final mengenai empat poin yang sedang dirundingkan. Yakni, perubahan izin dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), pembangunan fasilitas pemur­nian dan pengolahan mineral (smelter ), masalah pajak, dan skema divestasi. Dari keem­pat persoalan tersebut, terda­pat persoalan krusial yang me­nyebabkan negosiasi alot. Yakni, soal perubahan izin, Freeport menginginkan pemerintah mem­berikan kontrak perpanjangan langsung sampai 2041.

Sementara, dalam aturan pe­merintah tidak memungkinkan. Bisa diberikan perpanjangan, tetapi dua tahap per 10 tahun. Selain itu, soal divestasi, hingga kini belum ada titik temu menge­nai skema dan waktu yang ingin digunakan dalam pelepasan divestasi 51 persen.

Akibat negosiasi alot, pe­merintah terpaksa memberikan perpanjangan IUPK sampai Juni 2018. Sebab, jika tidak diberikan, Freeport tidak bisa melakukan ekspor konsentrat. Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, per­panjangan IUPK bagian upaya dari pemerintah menyelesaikan negosiasi.

Sementara itu, Direktur Jen­deral Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bam­bang Gatot Ariyono melaporkan, sampai saat ini, realisasi ekspor konsentrat tembaga Freeport masih jauh dari kuota yang diberikan sebanyak 1,11 juta ton konsentrat. Sementara waktu yang tersisa kurang dari 2 bulan lagi. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya