Berita

BBM/net

Bisnis

Saatnya Pemerintah Hapus Bensin Premium

MINGGU, 07 JANUARI 2018 | 02:21 WIB | LAPORAN:

Sudah saatnya Pemerintah menghapuskan bahan bakar minyak (BBM) RON rendah, seperti Premium. Selain tidak sesuai dengan kondisi mesin saat ini, keberadaan BBM RON rendah juga seperti ‘menjual harapan’ kepada masyarakat.

“Masyarakat bermimpi bisa berhemat dengan Premium, namun sesungguhnya BBM RON rendah lebih boros dan berdampak negatif pada mesin. Penggunaan Premium seperti membohongi diri sendiri. Maka, sebaiknya Pemerintah menghapus saja,” kata pengamat otomotif, Bebin Djuana dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/1).

Dia menegaskan, penghapusan BBM RON rendah menuju BBM berkualitas tidak bisa ditawar lagi. Terlebih, sebenarnya kebijakan seperti itu sudah harus dilakukan sejak awal 2000-an. Namun, karena Pemerintah bersikap setengah hati yang antara lain karena faktor politis, maka peralihan tersebut belum juga dilakukan sampai saat ini.


Menurut Bebin, mesin kendaraan berrmotor keluaran terbaru, memang tidak diperuntukkan bagi BBM RON rendah seperti Premium. Jika dipaksakan, maka akan memunculkan banyak masalah. Karena pembakaran tidak sempurna, maka mesin akan menjadi mengelitik, tenaga berkurang, dan membuat mesin tidak awet.

“Kesannya murah dan hemat, tetapi sebenarnya sangat merugikan pengguna,” kata Bebin.

Oleh karena itu, Bebin menyikapi positif tren yang sekarang berkembang. Penurunan konsumsi Premium dalam beberapa bulan terakhir, menurutnya merupakan salah satu indikasi bahwa konsumen sudah mulai cerdas memilih BBM.

Mengenai keunggulan BBM RON tinggi seperti seri Pertamax, Bebin mengibaratkan seperti ‘makanan bergizi’ bagi kendaraan. Kalau BBM yang dipakai berkualitas, maka performa dan keawetan mesin juga sangat terjaga. Karena itu pula, maka tidak menjadi persoalan ketika kendaraan keluaran lama pun mempergunakan Pertamax.

“Bahkan, untuk kendaraan tahun 70-an pun tidak masalah. Malah bagus kan. Kan kualitas ‘gizinya” semakin baik,” lanjut dia.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Syafruddin juga mendukung penghapusan BBM yang memiliki RON rendah. Selain berdampak negatif bagi mesin kendaraan bermotor, BBM RON rendah juga berakibat buruk terhadap lingkungan hidup dan kesehatan.

“Karena pembakaran tidak sempurna, maka BBM RON rendah akan menghasilkan emisi sangat tinggi. Selain itu, juga akan menghasilkan karbon monoksida dan nitrogen dioksida yang juga tinggi,” kata dia terpisah.

Bagi kesehatan, kata Syafruddin, hidrokarbon sangat berbahaya karena bisa memicu kanker. Sedangkan karbon monoksida bersifat racun dan nitrogen dioksida dapat memicu penyakit paru-paru.

Dari aspek teknis, lanjut Syafruddin, BBM RON rendah juga tidak sesuai lagi dengan standar kendaraan bermotor saat ini. Di tengah kebijakan Pemerintah dalam menerapkan standar emisi Euro-4, ternyata BBM RON rendah pun sudah tidak sesuai bagi standar emisi Euro-2. Kendaraan dengan standar Euro-2 tersebut, lanjut Syafruddin, minimal memilki Compression Ratio 9:1. Ambil contoh untuk sepeda motor matic  sudah 9,5:1. Bahkan, mobil low cost green car (LCGC) seperti Datsun Go, Datsun Panca, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, pun memiliki rata-rata CR 10:1.

“Untuk kendaraan dengan CR minimal 9:1 tersebut, harus diisi BBM dengan RON minimal 92. Jadi kalau diisi BBM berkualitas rendah, maka kendaraan tersebut akan rusak. Belum lagi, tingkat keborosan yang mencapai 20 persen,” tegasnya.  [san]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya