. Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila, Yudi Latief mengapresiasi dialog kebangsaan yang digelar Keuskupan Agung DKI Jakarta (KAJ). Ia melihat kegiatan tersebut merawat kemajemukan masyarakat Indonesia.
"Jadi Indonesia sebagai fakta masyarakat majemuk dari ketidakkenalan hanya bisa mengenal lewat intensitas perjumpaan. Perjumpaan itulah yang tadinya tidak familiar mengalami yang namanya familiarisasi (kekeluargaan) mengalami pengakraban dan karena pengakraban itulah yang asing tiba-tiba merasa menjadi ours bagian dari hidup diri kita," ujarnya di Aula Gereja St. Perawan Maria Di Angkat Ke Surga Katedral, Jalan Katedral No. 7, Jakarta Pusat. Sabtu, (6/1).
Dia mengungkapkan keberadaan perjumpaan-perjumpaan atau acara yang mengundang seluruh budaya di Indonesia menjadi suatu warisan perdamaian sekalipun tidak bisa dipisahkan terkadang ada unsur-unsur ekstrime dalam satu kesatuan.
"Nah di dalam proses perjumpaan itulah saya kira Indonesia terbentuk dan ternyata di dalam lintasan sejarah Indonesia meskipun satuan secara kita tidak selalu cerah selalu ada unsur-unsur esktrim ada unsur-unsur kekerasan tetapu secara umum kita juga mendapatkan satu
legacy warisan perdamaian yang sangat luar biasa," tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan Kapolsek Sawah Besar, Kompol Eka Baasith yang mengapresiasi acara yang digelar KAJ, terutama dengan tema yang diangkat yakni Amalkan Pancasila, Kita Bhineka, Kita Indonesia".
Menurutnya acara atau kegiatan yang mengundang seluruh lintas agama harus sering dilakukan, untuk menunjukan kemajemukan di Indonesia sebagai wujud persatuan.
"Ini kegiatan yang mencerminkan rasa toleransi umat beragama, mencerminkan adanya persatuan dan kesatuan bangsa indonesia," tambahnya.
[dem]