Berita

Dedi Gunawan Widyatmoko/Net

Publika

Selalu Berharapan Baiklah

SABTU, 06 JANUARI 2018 | 11:18 WIB

HARAPAN.. ya harapan baik. Hidup akan dituntun oleh harapan dan pikiran kita. Tentang apapun, masa depan, saat ini maupun masa lalu.

Saya sekarang berada di Australia sedang menempuh pendidikan program Pascasarjana (Master of Maritime Policy) di University of Wollongong atas beasiswa dari Australian Defence Forces. Terimakasih saya sampaikan kepada instansi saya, TNI, yang telah mengijinkan dan mengalokasikan dana yang tidak sedikit untuk saya sehingga saya bisa mengambil program ini. Juga kepada pihak DCSP (Defence Cooperation Scholarship Program) sebagai perpanjangan tangan dari ADF (Australian Defence Forces) yang sudah mengalokasikan dana yang tidak sedikit juga untuk terlaksananya program saya ini.

I highly appreciate those all…


Pada kesempatan ini saya ingin share harapan baik saya sekitar pertengahan tahun 2015 lalu. Saat itulah saya pertama kalinya mengunjungi Australia. Kesempatan itu datang karena saya menjadi Perwira Pendamping Taruna AAL dalam rangka program pertukaran Taruna TNI AL dengan Angkatan Laut Australia (TNI AL-RAN Cadet Exchange Program 2015).

Kami mendarat di Melbourne untuk melaksanakan Familiarization Program disana. Hampir seminggu kami menghabiskan waktu di sana. Pelajaran dilaksanakan siang hari dan pada malam harinya kami jalan-jalan menikmati indahnya kota Melbourne.

Perjalanan dilanjutkan ke Sydney via pesawat udara. Sekitar 3 hari kami menikmati kota Sydney: Opera House, Botanic Garden, Manley Beach dan juga Maritime Museum.

Petualangan dilanjutkan dengan jalan darat menuju Jervis Bay (HMAS Cresswell-Kawah Candradimukanya Perwira Angkatan Laut Australia) dan Canberra (ADFA-Australian Defence Forces Academy/AKABRI nya Australia). Dari ADFA kami jalan darat lagi ke Sydney dan terbang kembali ke tanah air dari bandara Sydney. Total waktu kunjungan kami di Australia waktu itu sekitar 17 hari.

Hal pertama yang saya kagumi dari Australia adalah kebersihanya. Mungkin ada beberapa negara maju yang lebih bersih dan tertata dibanding Australia, akan tetapi apabila dibanding negara kita tercinta Indonesia, Australia jauh lebih bersih dan tertata (dan ini juga menjadi bagian dari harapan saya, melihat Indonesia lebih bersih dan tertata �" I love Indonesia so much).

Terus terang saya suka dan senang apabila berkesempatan tinggal menetap di Australia untuk 1 atau 2 tahun, bersama keluarga kecil saya tentunya (istri dan anak-anak saya), memberi kesempatan anak-anak saya untuk bersekolah di Australia, memberi kesempatan mereka untuk explore and enjoy Australia. Ya inilah harapan baik saya waktu itu.

Tidak perlu saya ceritakan secara detail bagaimana saya berjuang ikut seleksi secara berjenjang, bagaimana upaya saya untuk bisa menembus syarat minimal IELTS, bagaimana saya harus menembus birokrasi perizinan dan lain-lain. Tapi yang jelas, doa dan harapan baik lah yang menuntun langkah saya.

Ada juga orang yang menertawakan dan mencemooh cita-cita orang lain dan cita-citanya sendiri. Mereka berpikir bahwa hidup gak perlu muluk-muluk. Sering saya temui ada teman bergurau mempelesetkan kata-kata Bung Karno menjadi gantungkan mimpimu setinggi langit, apabila kamu jatuh, itu berarti tidurmu kurang ke tengah, lucu kan. Tapi di balik guyonan ini tersirat kalau orang tersebut tidak berani bermimpi/bercita-cita.

Hidup ini bukan hanya tentang hasil, tapi bagaimana kita menikmati prosesnya juga menjadi hal yang penting. Hidup juga bukan lomba lari sprint 100 meter, tapi lari marathon ribuan meter. Kalau ingin menikmati hidup, nikmati sepanjang perjalanan marathon tersebut. Doa dan harapan baik adalah senandung merdu sekaligus kompas dalam perjalanan hidup kita. Orang yang mempunyai harapan baik jauh lebih bahagia, awet muda dan kelihatan lebih menarik dibanding mereka yang berputus asa.
Well! Sekarang saya sudah di Australia, dan salah satu harapan baik saya untuk membawa keluarga menikmati Australia selama setahun menjadi kenyataan.

Jangan menyangka saya adalah orang yang hebat dan penuh bakat ya, atau saya berasal dari keluarga yang terpandang atau berpengaruh, bukan, karena saya adalah orang yang sangat biasa yang berasal dari sebuah desa kecil terpelosok di pinggir sungai Brantas di Blitar sana (but I am still so proud of my background, I am 'a part of rainbow troops from the riverside of Brantas' Laskar Pelangi Pinggir Brantas'. Hahahhahaha…). Yang ingin saya katakan disini adalah siapapun kita, bagaimanapun latar belakang kita, apapun dan bagaimanapun kondisi kita saat ini, kita berhak punya harapan baik dan cita-cita.

Intinya, harapan baiklah yang menuntun langkah saya (dan tentu saja berkat adanya upaya dan keberuntungan/ridho dariNya). So, jangan takut untuk mempunyai harapan baik. Harapan baiklah yang akan menuntun langkah kita. Jangan pula pernah berputus asa, bagaimanapun kondisi dan situasi kita. Kalau dengan memiliki harapan baik akan membuat hidup lebih indah, ngapain kita tidak memilih memilikinya. Dan semua orang berhak untuk memiliki harapan baik. Agama juga mengajarkan "jangan pernah berprasangka buruk padaNya". Harapan baik dan doa ibarat musik yang mengiringi kita menari di rimba kehidupan ini. Harapan baik dan doa juga merupakan kompas dalam kita mengarungi perjalanan panjang di rimba kehidupan ini. Berharapan baiklah selalu dan itu membuat hidup lebih indah-PASTI. Aamiin. Yes we can. [***]

Dedi Gunawan Widyatmoko, S.E.
Siswa Program Master of Maritime Policy di ANCORS (The Australian National Centre for Ocean Resources and Security), University of Wollongong, Australia.

Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili instansi manapun.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya