Berita

Foto/Net

Bisnis

Ekspor RI Bisa Terancam Nih

Arab Kenakan Pajak 5 Persen
KAMIS, 04 JANUARI 2018 | 11:22 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pelaku usaha tidak bisa ber­buat banyak atas pengenaan pajak yang dilakukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Tolok ukur berlangsung­nya ekspor ada di sensitivitas masyarakat di sana atas kenai­kan harga. Awas ekspor bisa kita terancam.

Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik & Hubungan Antar Lembaga Gabungan Pen­gusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Rachmat Hidayat mengatakan, kebijakan itu akan berpen­garuh terhadap produk yang diekspor. "Beberapa produk, dan beberapa anggota kami memang ekspor ke sana. Tentu akan pengaruh saya rasa, harga jualnya juga otomatis berpen­garuh," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Meski begitu, Rachmat tidak mau buru-buru menyimpulkan berapa besar dampak penurun­annya. Sebab kenaikan pajak akan memengaruhi harga, dan sensitivitas masyarakat akan menjadi penentunya.


Dia menjelaskan, orang Indo­nesia tentu akan gerah dengan kenaikan harga suatu barang karena pendapatan di sini luma­yan sulit. Sedangkan masyarakat di Arab maupun UEA, cukup terbilang sejahtera. Sehingga dampak pasti ada, namun tidak akan sebesar Indonesia.

Rachmat menyebut, produk Indonesia yang diekspor ke kedua negara tersebut sep­erti mie instan, kopi kemasan, permen, dan produk makanan minuman. Dengan pengenaan pajak, eksportir tidak akan bisa menghindar.

Hanya saja, lanjut dia, pelaku usaha bisa lebih gencar melaku­kan penjualan. "Musuh dari pajak itu kenaikan harga, kaitan­nya dengan keinginan orang membeli. Jadi bagaimana kita mengimbangi keinginan orang membeli itu. Harus dipergencar promosi, dan efisiensi untuk mengurangi biaya internal," katanya.

Dia memprediksi, dalam waktu dekat pengenaan pajak 5 persen tidak mempengaruhi kinerja ekspor produk ke Arab Saudi dan UEA. Namun untuk jangka panjangnya, harus meli­hat seberapa besar sensitivitas masyarakat di sana terhadap kenaikan suatu harga.

"Saya belum bisa berpenda­pat, tapi dalam waktu pendek nggak ya. Cuma dalam waktu menengah panjang, kami li­hat, kalau ternyata sensitivitas harganya tinggi, ya mungkin akan terjadi penurunan per­mintaan, dan ekspor menurun," tuturnya.

Rachmat mengakui tidak ada yang bisa banyak dilakukan pemerintah Indonesia terhadap kebijakan Arab Saudi. Namun dari dalam negeri, pemerintah bisa memberi dukungan agar industri lokal lebih kompetitif, dan mampu bersaing di pasar global.

Sekadar informasi, per 1 Januari 2018 Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mulai memperkenalkan pajak pertam­bahan nilai (PPN) untuk per­tama. Pungutan pajak 5 persen itu diterapkan di sebagian besar barang dan jasa.

UEA memperkirakan, penda­patan PPN akan sekitar 12 miliar dirham, atau sekitar 3,3 miliar dolar AS pada tahun pertama. Jumlah itu setara Rp 44,70 trili­un. UEA berencana mengenakan pajak untuk bensin, solar, maka­nan, pakaian, dan tagihan listrik, sedangkan hotel sudah dike­nakan PPN. Timbal baliknya, pengeluaran yang dikeluarkan dari pajak berupa perawatan medis, layanan keuangan, dan transportasi umum.   ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya