PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA tengah menyiapkan 13 rangkaian kereta (train set) bandara untuk tiga kota, yakni Jakarta, Solo dan Padang yang ditargetkan selesai tahun 2018. Kehadiran kereta ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat soal transportasi yang cepat, nyaman, aman dan murah.
Direktur Keuangan dan SDM (sumber daya manusia) INKA, Muhammad Nur Sodiq mengatakan, pihaknya sudah mendapat kontrak untuk pengerÂjaan 13 rangkaian kereta bandara yang kebutuhannya akan terus meningkat ke depannya.
"Kami siap memasok 13 trainÂset untuk tiga bandara di IndoneÂsia yakni Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bandara InterÂnasional Adi Soemarmo, dan Bandara Internasional MinangÂkabau," ujarnya, melalui siaran pers, kemarin.
Dijelaskan, dari jumlah terseÂbut, 10 di antaranya diperunÂtukkan bagi Bandara Soekarno Hatta. Sedangkan tiga rangkaian kereta lainnya untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Adi Soemarmo. Rencananya, kereta untuk Bandara Minangkabau akan mulai diserahkan sekitar akhir Februari atau awal Maret 2018. Namun, untuk kereta Bandara Adi Soemarmo baru dilakukan pada April 2018.
"Itu untuk tahap pertama. Kami ingin menghadirkan kereta terbaik. Tentu, harus persiapkan dengan matang karena kereta ini juga untuk melayani lintas internasional. Termasuk untuk menunjang pariwisata secara nasional," kata Sodiq.
Menurutnya, di era baru transÂportasi saat ini, masyarakat 'zaÂman now' membutuhkan transÂportasi yang cepat, nyaman, aman dan murah. Sehingga, keberadaan kereta tersebut dapat menjawab semua itu.
Karenanya, perseroan mengÂgandeng industri kereta asal Jerman, Bombardier, mulai dari proses desain kereta hingga pengerjaannya guna menyelesaiÂkan kebutuhan kereta bandara di tiga kota tersebut.
Ia menambahkan, untuk nilai investasinya sebesar 200,07 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk ke-13 kereta banÂdara. Ia pun berharap, seiring dengan pengerjaan proyek kereÂta bandara tersebut, perseroan dapat meraup pendapatan seÂlama Tahun 2017 sebesar Rp 2,5 triliun. Angka ini naik signifikan bila dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 1,8 triliun.
"Di 2018, target pendapatan kami naikkan sekitar 27 persen atau sekitar Rp 3,3 triliun dibanding sebelumnya. Capex (capital expenditure/modal kerja) juga kami siapkan sekitar Rp 400 miliar," ucapnya, baru-baru ini.
Sementara itu, Senior Manager Secretary, Public Relations, dan CSR INKA, Cholik Mochamad Zam Zam menerangkan, untuk KA Bandara Internasional MiÂnangkabau (KA BIM), Sumatera Barat, rencananya memang akan dikirim pada April 2018 bersamaan dengan KA Light Rapid Transit (LRT) untuk Asian Games di Palembang.
"Kereta ini satu rangkaiannya bisa mengangkut hingga 348 penumpang, total ada 3 train set, masing-masing ada 4 gerbong," terang Cholik.
Daripada Kereta KosongPengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai, keberadaan kereta bandara suÂdah memberi pilihan transporÂtasi bagi publik dari dan menuju bandara.
Namun, belajar dari KA bandara pertama yang ada di Kualanamu, Medan, diharapkan masing-masing operator dapat menjaga occupancy (tingkat keterisian penumpang) agar tidak merugi.
"Kekurangan pasti ada, pemÂbenahan harus terus dilakukan. Kita bisa belajar dari yang di Kualanamu. Bagaimana, tiket kereta bandara bisa terjual, meski dengan tarif murah asal tetap ada revenue (pendapatan) ketimbang kereta kosong," saran Djoko kepada
Rakyat Merdeka.Sebelumnya, Menteri PariÂwisata Arief Yahya mengapreÂsiasi kesiapan PT INKA dalam pemenuhan kereta bandara. Sebab, selain mempermudah mobilitas wisatawan, kereta tersebut dibangun oleh putra-putri terbaik Indonesia.
"Dampak kereta bandara ini akan sangat luar biasa. Banyak lapangan kerja yang terbangun. Hasilnya pun bisa langsung dinikmati masyarakat. Semua diuntungkan," kata Arirf. ***