Pemprov DKI Jakarta berencana merobohkan Gedung Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Nantinya, Blok G akan dibangun lagi dengan bangunan baru.
Dari pengamatan, di beberapa tempat Blok G memang tak teraÂwat dan agak kumuh. Salah satu yang tampak jelas tak terawat, yakni tangga penghubung antara bangunan Blok G yang lama ke Blok G baru. Sejumlah tangga terdapat retakan dan bolong. Dalam waktu lama, hal itu bisa membahayakan.
Namun, pedagang mengaku belum mengetahui rencana tersebut langsung dari Pemprov DKI. Salah satunya Salim. Katanya, dia tahu rencana itu baru dari media massa. Pengelola pasar sama sekali belum melakuÂkan komunikasi.
"Baru dengar apa kata orang. Dari mana dapat informasinya, kita tidak tahu. Sampai sekaÂrang kita masih berdagang saja, seperti biasa. Sampai sekarang juga masih bayar iuran biasa," ucapnya.
Seperti biasa, kemarin, Salim membuka los dagangannya yang berada di lantai dua Blok G Pasar Tanah Abang, sejak pagi hari. Barang dagangannya adalah berbagai bentuk pakaian berbahan dasar jeans. Sebagian diletakkan, sedangkan yang lainÂnya digantung.
Tidak semua barang milik Salim muat di dalam los dagangannya. Soalnya, seperti pada umumnya los pedagang di lantai dua gedung tersebut, ukurannya kecil, hanya sekitar 1,8 x 1,5 meter persegi. Salim pun mesti pintar-pintar mengatur barang dagangannya agar tak mengÂganggu pedagang lain.
Tiga buah bangku plastik diletakkan Salim di sekitar losdagangannya. Dua buah di bagian dalam, satunya lagi untuk tempatnya duduk di selasar depan losnya. "Tidak mungkin kita berdiri terus menunggu pembeli," tuturnya.
Pantauan Rakyat Merdeka selama beberapa saat di los milik Salim, tak satu pun pembeli mampir. Bahkan, hanya untuk sekadar bertanya mengenai baÂrang dagangannya. "Ya beginiÂlah, sepi. Apalagi, sejak Jalan Jatibaru ditutup untuk tempat PKL dagang," keluhnya.
Salim mengatakan, tidak keÂberatan jika memang Blok G akan dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru. Asalkan, kata dia, Pemprov memperhatikan tempat penampungan sementara pedagang Blok G.
"Kalau mau dibongkar, saya tak ada masalah. Yang penting, tempat penampungannya ada. Kalau bangunan baru Blok G sudah jadi, kita mau balik lagi," katanya, dengan aksen Minang.
Dia pun tak mempermasalahÂkan jika tempat penampungan sementara mereka berada di jalan seperti PKL di Jalan Jatibaru. Asalkan, lanjutnya, ada tempat memadai untuk meletakÂkan barang dagangan dan stok.
"Kalau di jalan begitu saja seperti di Jalan Jatibaru, kita susah letakkan barang yang banyak begini. Tapi, kalau meÂmang nanti jadinya seperti di jalan itu juga tak apa-apa, asal ada bangunan semacam semi permanen untuk tempat barang supaya aman," ucapnya.
Salim pun menyoroti kebijakan Pemprov yang mengakomodir PKL di Jalan Jatibaru. Menurut Salim, efeknya parah ke pedaÂgang yang berada di dalam Blok G. Bahkan, kata dia, sedikit sekali yang datang ke tempatnya.
"Bisa lihat sendiri, dari tadi ada tidak orang datang? Sejak di sana dikasih tempat, orang lagi jalan tinggal beli. Mana mau lagi orang datang kalau di sana sudah ada," sesalnya.
Dia menyayangkan kebijakan tersebut. Katanya, sebelum membuat kebijakan, Pemprov seharusnya memikirkan efek ke pedagang lainnya. Kebijakan itu pun, sambungnya, membuat pedagang yang berada di dalam Blok G serba salah.
"Kalau tak dibuka, tidak mungkin juga, barang ada nih. Efeknya benar-benar parah, saya dari pagi belum ada penglaris nih. Lagipula itu kan melanggar,sampai jalan ditutup begitu unÂtuk berdagang," katanya.
Aktivitas di Blok G Pasar Tanah Abang memang masih berÂlangsung seperti biasa. Namun, ada ketimpangan yang tamÂpak di blok tersebut. Di lantai memang masih ada aktivitas perdagangan,tapi jumlahnya sedikit, bahkan cenderung sepi. Hanya beberapa pedagang yang masih membuka los daganganÂnya. Di lantai ini, kebanyakan pedagang pakaian.
Hal berbeda tampak di lantai satu. Keramaian masih tampak di lantai ini. Pedagang dan baÂrang yang ditawarkan pun lebih bervariasi, mulai dari keperluan rumah tangga hingga keperluan dapur seperti bumbu. Satu dua pengunjung pun masih tampak di lantai ini.
Hendra, pedagang Blok G lainnya justru tak setuju bangunanitu dirobohkan. Meski mengakui kondisi gedung sudah buruk, dia merasa, merobohkan gedung hanya membuang-buang anggaran.
"Memang tak terawat. Tapi, ini karena tak ada yang merawat saja. Renovasi saja sudah cukup kok, belum ada 10 tahun umurnya. Pasar Senen saja ada yang sampai berpuluh-puluh tahun baru dibongkar. Buang-buang anggaran saja," nilai Hendra.
Dia juga mengeluhkan renÂcana pembangunan gedung yang diprediksi memakan waktu selama 2-3 tahun. Hal itu akan menyulitkannya, karena harus memulai bisnis dari awal di tempat yang baru nanti.
"Lama kan bangun gedungÂnya? Belum lagi kalau molor. Makin sulit saja kondisi kami," katanya.
Latar Belakang
Segera Diratakan, Blok G Yang Baru Bakal Terintegrasi 1.500 Unit Rusun Bangunan Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang sempat dibangga-banggakan saat Joko Widodo menjadi Gubernur DKI, segera diratakan dengan tanah. Pemprov DKI akan mengÂgantinya dengan bangunan baru yang nantinya terintegrasi dengan rumah susun berkapasitas 1.500 unit.
Rencana pembongkaran Blok G Tanah Abang ini, tidak lepas dari sepinya pengunjung. Selain itu, Pemprov DKI berupaya mewujudkan konsep penataan jangka panjang kawasan tersebut.
Bangunan Blok G Pasar Tanah Abang sudah lama berdiri di kawasan pusat perdagangan ibu kota itu. Letak bangunan terseÂbut terbilang strategis, diapit oleh Stasiun Tanah Abang dan Blok A, serta berada persis di sisi Jalan Kebon Jati.
Saat Jokowi memimpin Jakarta, bangunan tersebut direnoÂvasi dan penggunaannya diresÂmikan pada 2 September 2013. Blok G ini diperuntukkan bagi para pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di trotoar. Saat itu, rencana bekas Wali Kota Solo merelokasi PKL terbilang sukses.
"Semuanya kan sudah dipenuhi, tempat berjualan yang bersih, pintu gerbang yang besar, rolling door diperbaiki, kios gratis bahkan sampai enam bulan.Yang penting, jangan sampai ada lagi yang turun untuk kembali berjualan di pinggir-pinggir jalan," kata Jokowi saat peresmian Blok G.
Untuk menarik pembeli agar berkunjung ke Blok G itu, Jokowi menyarankan agar setiap akhir pekan, diadakan acara pertunjukan, seperti kesenian dan musik. Tujuannya, agar daÂpat menarik minat lebih banyak pengunjung untuk berbelanja di Blok G.
Blok G pun sempat ramai dikunjungi warga yang hendak berbelanja. Sayang, kondisi itu hanya bertahan dalam hitungan bulan saja. Sepinya pengunjung membuat pedagang kembali ke jalan, berjualan dan menyamÂbung tali hidup mereka di troÂtoar. PKL yang tertib berjualan di Blok G, perlahan berkurang hingga tersisa segelintir.
Saat itu, Jokowi pun mengimÂbau pedagang agar tidak menÂinggalkan kiosnya, dan berjanji akan mencari cara agar Blok G kembali ramai. Salah satu upaya yang dijanjikan Pemprov DKIdi era Jokowi adalah memperÂmudah akses bagi pengunjung, yaitu mulai membangun eskalaÂtor dan jembatan penghubung antara Blok A, Blok B dan Blok F menuju Blok G.
Selain fasilitas tersebut, saat itu Jokowi juga tengah mencoba menjajaki kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait pembangunan akses langsung dari Stasiun Tanah Abang menuju Blok G. Sayangnya, rencana tersebut tidak terealisasi hingga Jokowi terpiÂlih sebagai Presiden ke-7 pada Pilpres 2014.
Di era Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, rencana pembongÂkaran Blok G Pasar Tanah Abang ini mulai muncul. Hal tersebut mengingat suasana pasar yang kerap kali sepi pengunjung semenjak diresmikan oleh Joko Widodo. "Rencananya, Blok G itu mau kita bongkar habis. Mungkin akan kita jadikan pasar modern," kata Ahok.
Proyek pembaruan Blok G Pasar Tanah Abang ini akan dilaksanakan melalui mekanismelelang bagi pihak-pihak pengemÂbang swasta. Pemprov DKI akan menawarkan kepada perusaÂhaan-perusahaan pengembang untuk membangun kembali proyek yang sempat menjadi kebanggaan di era Jokowi itu.
Melalui mekanisme lelang tersebut, perusahaan pemenangakan mempunyai hak pengeloÂlaan pasar selama beberapa tahun. Namun, sesuai kesepakaÂtan, hak kepemilikan dan penÂgelolaan nantinya akan dikemÂbalikan kepada Pemprov DKI.
Rencana pembongkaran Blok G Pasar Tanah Abang ini bertuÂjuan untuk memperbaiki konÂdisi sekaligus membuat agar pasar tersebut ramai dikunjungi pembeli. "Kita ini mau menyeÂlamatkan Pasar Blok G Tanah Abang, supaya ramai pembeli dan yang datang juga merasa nyaman. Makanya, harus diÂbongkar terlebih dahulu," kata Ahok saat itu.
Namun, rencana Ahok terseÂbut gagal lantaran ada dugÂaan permainan di internal PD Pasar Jaya dengan pihak swasta. Menurut Ahok, ada oknum PD Pasar Jaya yang sengaja menghiÂlangkan "denyut" Blok G Tanah Abang. "Waktu itu saya tanya, mana janji kalian mau bikin eskalator, jembatan penghubung Blok Adan Blok B? Kan kami tahu kuncinya supaya tempat itu ramai gimana, yaitu ada jembatan penghubung Blok A, Blok B, dan Blok G dihubungkan juga dengan stasiun. Mereka ingin supaya semua pembangunanbisa dikasih ke swasta, PD Pasar Jaya yang sengaja tak mau nyambungin, jembatan ditelatin, sudah tender ditelatin," kata Ahok saat menjabat Gubernur DKI.
Upaya pembenahan Blok G Pasar Tanah Abang ala Ahok akhirnya gagal. Di era pemerinÂtahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, rencana pembongkaran Blok G Tanah Abang kembali digalakkan. Solusi yang ditaÂwarkan Pemprov DKIera Anies-Sandiaga adalah mengintegrasiÂkan Blok G dengan rumah susun berkapasitas 1.500 unit.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya segera merobohkan Blok G Pasar Tanah Abang. PD Pasar Jaya kemudian akan memÂbangun kembali pasar tersebut.
"Menurut rencana, Blok G akan kami demolish, bangun dengan bangunan baru. Kami sudah kaji, untuk konstruksi dan bangunan, Blok G seharusnya dirobohkan dan dibangun yang baru," kata Arief.
Dia menjelaskan, bangunan Blok G akan dirobohkan pada 2018. PD Pasar Jaya kemudian akan membangun ulang pasar tersebut pada tahun yang sama. "Itu akan dirobohkan karenageÂdungnya sudah 30 tahun usianya. Saya maunya 2018. Selesainya bangunan baru tak lama, dua tahun jadi kalau sudah groundbreaking," prediksinya. ***