Berita

Foto/Net

Publika

Tugas Sejarah Yenny Wahid; Persatukan Kader NU Di Jatim

SELASA, 02 JANUARI 2018 | 20:58 WIB

KONSTELASI politik Pilkada Jawa Timur 2018 adalah salah satu barometer perpolitikan nasional. Sebagai wilayah dengan jumlah pemilih terbesar kedua setelah Jawa Barat dengan jumlah pemilih 37 juta, maka tentu saja banyak pihak yang berkepentingan untuk memenangkan calon yang didukungnya.

Apalagi Jatim secara ekonomi adalah sentra perekonomian terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

Secara sosio kultur masyarakat Jatim  terbagi dalam beberapa wilayah berdasarkan sub kultur masyakat yang mendiami suatu daerah. Pertama disebut dengan wilayah 'Tapal Kuda' di bagian timur yang meliputi Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Lumajang, Jember dan termasuk Madura daratan.


Kedua adalah wilayah "Mataraman' di bagian barat Jatim yakni Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Ngawi dan Madiun.

Ketiga, wilayah yang di sebut "Arek" di bagian tengah Jatim yaitu, Surabaya, Mojokerto, Jombang, Sidoarjo dan Gresik serta yang keempat adalah wilayah "Pantura" seperti Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.

Jatim adalah pusat dan awal berdirinya sebuah organisasi masa Islam terbesar Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh ulama besar Hadratus Syeh KH Hasyim Ashari. Masyarakat Jatim secara kultural sebagian besar terafiliasi dalam tradisi NU.

Dalam peta politik Jatim saat ini telah muncul nama Gus Ipul (Saifullah Yusuf) Wagub Jatim Patahana yang juga salah satu tokoh PB NU dari garis 'darah biru' NU. Yang kedua adalah Khofifah Indar Parawansa yang saat ini menjabat Menteri Sosial (Mensos) adalah Ketua Umum Muslimat NU yang sangat mengakar karena telah menjabat selama 4 periode atau 20 tahun.

Dua kader terbaik NU ini masing-masing didukung oleh PKB dan PDIP yang mendukung Gus Ipul-Azwar Anas (Bupati Banyuwangi). Adapun Demokrat, Nasdem, Golkar mendukung Khofifah-Emil Dardak (Bupati Trenggalek).

Di publik saat ini muncul wacana poros ketiga setelah pertemuan Ketua Umum Gerindra Prabowo Soebianto dengan Yenny Wahid beberapa hari lalu. Yenny Wahid seperti diakuinya sendiri ditawarin oleh Prabowo untuk maju lewat Gerindra, PAN  dan PKS.

Yenny Wahid sebagai putri Gus Dur seorang tokoh besar NU yang juga Presiden ke ke 4 RI dari garis keturunan langsung pendiri NU KH Hasyim Ashari tentu punya daya tawar dan potensi elektoral yang sangat tinggi meski namanya baru muncul di tengah pertarungan keras Gus Ipul dan Khofifah.

Yenny Wahid adalah saudara sepupu satu kali Gus Ipul. Gus Dur dan Ibunya Gus Ipul adalah saudara kandung. Sejak SMU sampai kuliah Gus Ipul di kader langsung oleh Gus Ipul.

Sedangkan Khofifah adalah kader Gus Dur tulen. Saat Gus Dur menjabat Presiden, Khofifah adalah salah satu Menterinya.

Yenny Wahid sebagai anak biologis dan anak ideologis Gus Dur. Yenny tentu akan berdiri dan mengayomi dua kader terbaik Gus Dur ini. Yenny punya tugas sejarah dan warisan untuk mempersatukan semua kader NU dan Gus Dur.

Yenny sudah memulainya saat Haul Gus Dur di Ciganjur 22 Desember 2017 lalu dengan mengundang Gus Ipul dan Khofifah. Yenny bahkan dalam pidatonya ikut mendoakan keduanya agar sukses serta dalam berkompetisi nanti di Pilkada tetap menjaga rasa ukhuwah dan saling menghormati.

Tampilnya Yenny ke publik saat ini adalah untuk menjaga moment elektoral ini agar dapat mendewasakan tradisi demokrasi dalam keluarga besar NU bahwa perbedaan dalam melakukan ijtihad politik adalah hal yang lumrah, bukan malah mempertajam politik kubu-kubuan dalam keluarga besar NU.

Yenny saat ini sudah harus mengambil peran dan tugas sejarah di pundaknya dengan berdiri di tengah antara Gus Ipul dan Khofifah, 'positioning' politik Yenny saat ini sudah harus berada di level menjadi pimpinan nasional pada 2019 mendatang. Walahualam.[***]

M. Adnan Rara Sina
Sekretaris Jenderal Jaringan Muda Nahdlatul Ulama (JMNU)

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ajukan Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:05

Prabowo Diminta Ambil Alih Perpol 10/2025

Kamis, 18 Desember 2025 | 04:00

BNPB Kebut Penanganan Bencana di Pedalaman Aceh

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:32

Tren Mantan Pejabat Digugat Cerai

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:09

KPID DKI Dituntut Kontrol Mental dan Akhlak Penonton Televisi

Kamis, 18 Desember 2025 | 03:01

Periksa Pohon Rawan Tumbang

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:40

Dua Oknum Polisi Pengeroyok Mata Elang Dipecat, Empat Demosi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:13

Andi Azwan Cs Diusir dalam Gelar Perkara Khusus Ijazah Jokowi

Kamis, 18 Desember 2025 | 02:01

Walikota Jakbar Iin Mutmainnah Pernah Jadi SPG

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:31

Ini Tanggapan Direktur PT SRM soal 15 WN China Serang Prajurit TNI

Kamis, 18 Desember 2025 | 01:09

Selengkapnya