Berita

RMOL

Politik

Kritikan Saya Mengisi Ruang Kosong Yang Tidak Diisi Negara

MINGGU, 31 DESEMBER 2017 | 12:45 WIB | OLEH: NATALIUS PIGAI

DI Bali dua orang sahabat saya Psikolog Reza Indragiri Amriel dan Kak Seto Mulyadi bertanya kepada: "Bung Natalius, Anda ini sangat kritis kepada pemerintah. Semua kritikus sudah ditangkap dan ditahan dan dipenjarakan oleh pemerintah Jokowi namun Natalius tidak bisa disentuh dan terlihat kebal hukum. Mengapa?"

Jawaban saya sederhana dan apa adanya. Saya bukan siapa-siapa di negeri ini. Saya hanya ibarat anak ayam yang tumbuh kembang di belantara Jakarta. Karena itu, saya punya resep yaitu basis KSA yang kuat yaitu Knowledge (pengetahuan), Skills (keterampilan), dan Attitude (moralitas dan mental kepribadian).

1. K: Saya memiliki sertifikat pemantauan dan penyelidikan bertaraf internasional.

2. S: Saya pernah memimpin sebuah lembaga penyelidik bergengsi di Komnas HAM, menangani 8.000 kasus per tahun dan semua rekomendasi saya selalu terukur, tidak pernah dipersoalkan oleh para pihak atas surat saya.

3. A: Dari segi mentalitas dan moralitas, saya tidak pernah punya masalah kriminal, saya bukan koruptor, saya bukan penjahat kemanusiaan, saya bukan pecandu narkoba atau peminum. Saya lahir, tumbuh dan berkembang serta dibesarkan di tempat-tempat yang tepat.

Salah satu contoh hasil penyelidikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 2015/2016 di Komnas HAM sampai di-disclaimer. Nama saya paling bersih dan sama sekali tidak tertulis dalam hasil penyelidikan BPK. Dan saya adalah satu komisioner komnas yang tidak pernah diperiksa Bareskrim Mabes Polri.

4. Setiap kritikan atas dasar fakta dan saya selalu lampirkan dengan alat bukti. Contoh nyata tawaran jabatan jadi duta besar, wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN), presiden komisaris BUMN, dirjen dan lain-lain. Nyatanya Pak Luhut, Pak Hendro tidak bisa bantah karena benar adanya.

Kritikan saya bukan kepentingan pribadi, tetapi untuk orang-orang yang tidak ada hubungan dengan saya. Misalnya, saya bekerja profesional tanpa pamrih demi umat muslim dan rakyat kecil yang teraniaya di negeri ini dan di Papua.

5. Kritikan saya secara substansial akan mengisi ruang-ruang kosong yang tidak diisi oleh negara.

Dengan demikian saya tidak pernah beri ruang pemerintah untuk menemukan kesalahan atas semua kritikan. [***]

Penulis adalah seorang kritikus dan mantan Komisioner Komnas HAM.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Prabowo Kumpulkan Puluhan Pemred Media di Hambalang, Bahas Isu Terkini

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:20

Pemerintahan Prabowo Tegas Tolak Amnesti Bandar Narkoba

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:12

Trump Minta Ukraina Kembalikan Dana Bantuan yang Diberikan AS

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:12

BPI Danantara Himpun Penghematan Buat Investasi di Hilirisasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 11:11

Semoga Putusan Sengketa Pilkada MK Bukan Akibat Tekanan Politik

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:57

Kejari Muba Geledah Kantor Pengusaha H Alim

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:50

Zulhas Pastikan Stok Pangan Bulan Puasa Aman

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:30

Banyak Laporan Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi Sudah Masuk KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 10:08

Warga Taman Rasuna Gelar Jalan Sehat Sambut Ramadan

Minggu, 23 Februari 2025 | 09:47

Zulhas soal #KaburAjaDulu: Bentuk Kecintaan Terhadap Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 09:32

Selengkapnya