Berita

Perbatasan menunju Kaesong/Reuters

Dunia

Korsel Pastikan Dana Proyek Kaesong Tak Mengalir Ke Program Senjata Korut

KAMIS, 28 DESEMBER 2017 | 17:55 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Korea Selatan memastikan bahwa tidak ada bukti bahwa Korea Utara telah mengalihkan upah yang dibayarkan kepada pekerjanya oleh perusahaan Korea Selatan di taman industri perbatasan, Kaesong yang kini telah ditutup, untuk mendanai program senjata.

Fakta itu ditetapkan setelah penyelidikan yang dilakukan oleh panel ahli yang ditunjuk oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan (Kamis, 28/12).

Hasil penyelidikan oleh panels tersebut membalikkan pendapat yang diklaim oleh pemerintah Korea Selatan sebelumnya yang menyebut bahwa sebagian besar uang tunai yang mengalir ke kompleks Kaesong yang dikelola bersama dialihkan ke program nuklir dan rudal Korea Utara.


Korea Selatan meletakkan klaim tersebut saat ditarik keluar dari usaha patungan tersebut dalam menanggapi peluncuran rudal jarak jauh Korea Utara tahun lalu.

Namun pada bulan Juli, dua bulan setelah presiden liberal Moon Jae-in terpilih, seorang pejabat pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa tidak ada bukti kuat untuk mendukung pernyataan tersebut.

Sebagai informasi, di komplek industri bersama Kaesong ada sekitar 120 perusahaan Korea Selatan yang membayar sekitar dua kali upah minimum, 70 dolar AS per bulan di Korea Utara untuk sekitar 55.000 pekerja Korea Utara yang dipekerjakan di Kaesong.

Proyek ini menghasilkan pertemuan puncak antar-Korea pertama pada tahun 2000, ketika para pemimpin dari kedua Korea bersumpah untuk melakukan rekonsiliasi dan kerja sama.

Namun di tengah pasang-surut hubungan kedua Korea, tahun lalu komplek industri tersebut ditutup.

Keputusan untuk menunda proyek Kaesong secara sepihak dibuat oleh pendahulu Moon setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal. Penutupan dilakukan tanpa adanya diskusi formal di dalam administrasi.

"Kantor kepresidenan memasukkan argumen pengalihan upah sebagai alasan utama, namun tanpa informasi konkret, bukti dan konsultasi yang cukup dengan instansi terkait, terutama mengutip kesaksian pembelot yang tidak memiliki objektivitas dan kredibilitas," kata Kim Jong-soo yang memimpin panel tersebut seperti dimuat ABC News.

"Ini mengganggu legitimasi keputusan dan dapat menghambat pendirian kami untuk memulai kembali kompleks di masa depan, sekaligus menghambat hak perusahaan untuk melindungi aset mereka karena proses penarikan yang terburu-buru," sambungnya.

Moon sendiri diketahui telah berjanji untuk membuka kembali kawasan industri jika ada kemajuan dalam denuklirisasi Korea Utara. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya