Berita

Muzakir Tawil/BNPT

Pertahanan

Sulteng Kian Kondusif Karena Masyarakat Jaga Toleransi

SELASA, 26 DESEMBER 2017 | 09:44 WIB | LAPORAN:

Masyarakat Indonesia harus menjaga kerukunan dan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama untuk memperkokoh persatuan bangsa. Itu mutlak harus dilakukan karena Indonesia negara majemuk yang terdiri dari berbagai agama, suku, budaya, bahasa yang berbeda-beda

"Kemajemukan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki negara lain. Ini harus terus kita jaga demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako (Untad) Palu, Muzakir Tawil di Jakarta, Selasa (26/12)

Dosen yang juga tokoh masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) ini menuturkan, untuk mencegah terjadinya gesekan sosial, agama dan juga masalah pemahaman kebangsaan, bangsa Indonesia harus selalu memegang pemahaman ideologi Pancasila secara dasar.

"Ideologi Pancasila itu memberikan kebebasan terhadap semua agama di Indonesia ini untuk meyakini keyakinannya. Misalnya di mana yang Islam meyakini keyakinannya, sementara yang lain Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu  itu saling menjaga toleransi masing-masing dan diberikan pula kebebasan beribadah. Begitu juga sebaliknya," ujar Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulteng ini

Ia juga berpendapat bahwa peran negara melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama FKPT di daerah dirasa sangat penting dalam menjaga keberagaman dan keharmonisan antar umat beragama.

"Oleh karena itu yang dilakukan adalah saling menghargai, saling menghormati keyakinan masing-masing, tidak ada yang merasa lebih besar dan tidak ada yang merasa lebih kecil, semuanya sama," ujarnya.
 
Selama ini, lanjut Muzakir, dalam menjaga kerukunan tersebut pihaknya juga selalu memberikan sosialisasi melalui dialog kepada masyarakat untuk mencegah paham-paham yang dapat memecah keutuhan bangsa ini, seperti paham radikalisme dan terorisme.

"Sentimen agama itu harus kita cegah. Ini kami lakukan pada basis-basis terbawah, dimulai dari keluarga lalu melebar ke lingkungan masyarakat mulai dari RT/RW lalu dibesarkan lagi ke sekolah, madrasah, universitas lalu ke kelompok-kelompok agama yang lain. Kami berikan pemahaman yang benar ke mereka dengan melakukan dialog untuk menyamakan persepsi dan pemahaman bahwa bangsa ini sejak awal berdiri dibentuk karena keberagaman tersebut," jelas Sekjen Ikatan  Alumni Universitas Tadulako ini.

Pihaknya juga selalu berusaha dalam setiap kegiatan dialog selalu mengedepankan sikap menghargai dan menjunjung tinggi toleransi antar sesama umat. Ia sangat memahami bahwa apabila terjadi gesekan yang sifat dan arahnya kepada keyakinan tentunya bisa membuat negara ini hancur. Terutama kepada anak-anak muda atau generasi muda, mereka harus dibekali pemahamam tentang keheterogenan NKRI.

Tak hanya terhadap generasi muda, demikian pula terhadap usia lanjut juga harus diletakkan dasar-dasar mengenai ideologi dan pemahaman Pancasila serta Kebhinnekaan yang dimiliki negara Indonesia.

Lebih lanjut ia memberikan gambaran situasi di Sulawesi Tengah. Barometer kondusif di Sulteng itu selalu mengarah ke Kabupaten Poso yang sekarang dinilainya jauh lebih baik dibanding sejak konflik komunal pada masa lalu.

"Kehidupan masyarakat di Poso sudah normal, pembangunan sudah berjalan baik, bahkan mall juga sudah berdiri. Apabila kondisi ekonomi sudah baik itu berarti perkembangan situasi di wilayah tersebut sudah kondusif sehingga gerak masyarakat, baik aktivitas sosial, ekonomi, keagamaan termasuk aktivitas kepemerintahan sudah berjalan dengan baik dan normal," ujar Sekretaris Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulteng

Situasi Poso yang kondusif ini, menurutnya akan menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat setempat dan juga di luar. Di bidang ekonomi bisa memberikan kepercayaan kepada investor untuk masuk menanamkan modalnya sehingga ekonomi Poso bergerak. 

"Secara umum Sulteng itu sudah berada pada tahapan yang kondusif. Hampir tidak ada teror bom, kerusuhan atau penangkapan-penangkapan, Apalagi gembong-gembong teroris yang berada di Poso sedikit demi sedikit sudah berkurang sejak Santoso tertembak aparat keamanan. Situasi aman karena kesadaran masyarakat dalam upaya menjaga toleransi ini yang harus dilakukan dan dijaga masyarakat," pungkasnya.[wid]

 

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

Tagar #FufufafaAdalahGibran Trending di X

Selasa, 17 September 2024 | 10:06

Heru Budi Bersyukur Tidak Diusulkan jadi Pj Gubernur Jakarta

Selasa, 17 September 2024 | 10:01

Trump Pantang Mundur Meski Hampir Dua Kali Terbunuh

Selasa, 17 September 2024 | 09:57

Berkat Jeruk Bali dan Durian Ekspor Buah Vietnam Hasilkan Rp71,2 Triliun

Selasa, 17 September 2024 | 09:56

Jurusan Sains Data Tawarkan Peluang Karier Luas di Bidang Industri

Selasa, 17 September 2024 | 09:49

Meta akan Gunakan Postingan Publik untuk Melatih Model AI

Selasa, 17 September 2024 | 09:39

Israel Rekrut 30.000 Migran Afrika Jadi Tentara

Selasa, 17 September 2024 | 09:38

Potensi Kerugian Penambangan Pasir Laut Lebih Gede

Selasa, 17 September 2024 | 09:30

Gerakan Coblos Semua Paslon Kerjaan Segelintir Oknum Relawan Anies

Selasa, 17 September 2024 | 09:20

Makin Moncer, ADHI Sukses Kantongi Kontrak Baru hingga Rp13,6 Triliun

Selasa, 17 September 2024 | 09:17

Selengkapnya