Berita

Senjata yang diamankan dari ISIS/Net

Dunia

Pasokan Senjata ISIS Banyak Berasal Dari AS Dan Arab Saudi

SABTU, 16 DESEMBER 2017 | 12:55 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Senjata yang dipasok oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi kepada pejuang oposisi sering berakhir ke tangan kelompok militan ISIS. Pasokan senjata ini meningkat secara signifikan secara kualitas dan kuantitas.

Menurut penelitian oleh kelompok pemantauan senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (CAR) yang diterbitkan pekan ini, jumlah senjata yang ada jauh melampaui dari yang bisa didapat melalui perebutan.

Laporan CAR ini juga menganalisis lebih dari 40.000 item yang ditemukan di medan perang termasuk senjata, amunisi, dan bahan yang digunakan untuk membuat alat peledak improvisasi. Beberapa diakuisisi oleh ISIL melalui aliansi bergeser dalam oposisi Suriah.


Penelitian tersebut mengatakan bahwa sebagian besar senjata dijarah dari tentara Irak dan Suriah, namun sebagian dipasok oleh negara-negara lain yang terlibat dalam konflik tersebut ke kelompok oposisi Suriah yang berperang melawan Presiden Bashar al-Assad.

"Irak dan Suriah telah melihat pasukan ISIS menggunakan sejumlah besar senjata, yang dipasok oleh negara-negara seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat, melawan berbagai koalisi internasional anti-ISIS yang didukung kedua negara," kata CAR seperti dimuat Al Jazeera.

"Bukti yang dikumpulkan oleh CAR mengindikasikan bahwa Amerika Serikat berulang kali mengalihkan senjata dan amunisi buatan Uni Eropa ke pasukan oposisi dalam konflik Suriah," sambung keterangan tersebut.

Sekitar 90 persen senjata dan amunisi yang digunakan oleh ISIS berasal dari China, Rusia, dan Eropa Timur dan Rusia.

"Temuan ini mendukung anggapan luas bahwa kelompok tersebut pada awalnya menangkap banyak bahan militernya dari pasukan pemerintah Irak dan Suriah," kata laporan tersebut.

Kelompok pemantau mengatakan senjata dan amunisi yang diproduksi Barat mewakili 10 persen sisanya.

Informasi ini menjadi peringatan nyata kontradiksi yang melekat dalam memasok senjata ke dalam konflik bersenjata di mana beberapa kelompok bersenjata non-negara yang bersaing dan saling tumpang tindih beroperasi. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya