Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Adiguna Adigang Adigung

RABU, 13 DESEMBER 2017 | 07:21 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

RASA prihatin menyelinap di sanubari saya setiap kali menyaksikan para tokoh yang duduk di singgasana kekuasaan dengan keyakinan bahwa dirinya memegang kekuasaan mutlak yang diberikan oleh rakyat sehingga bisa dan boleh melakukan apa pun sesuai kehendak diri sendiri.

Termasuk kehendak menatalaksana pembangunan tanpa segan mengorbankan lingkungan alam, sosial, budaya bahkan rakyat yang telah mempercayakan kekuasaan kepada sang tokoh.

Seral Wulangreh

Adalah mahaguru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi yang menyadarkan saya untuk menghayati Serat Wulangreh mahakarya Sri Sunan Pakubuwana IV pada Pupuh ke tiga (Sekar Gambuh) bait ke 4-10 : Ana pocanipun Adiguna Adigang Adigung. Pan Adigang kidang, Adigung pan esthi, Adiguna ula iku. Telu Pisan mati sampyoh (Alkisah : Adiguna Adigang Adigung, Kijang adalah Adigang, gajah adalah Adigung, Udiguna adalah ular; tiga-tiganya akhirnya mati semua).

Adalah mahaguru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi yang menyadarkan saya untuk menghayati Serat Wulangreh mahakarya Sri Sunan Pakubuwana IV pada Pupuh ke tiga (Sekar Gambuh) bait ke 4-10 : Ana pocanipun Adiguna Adigang Adigung. Pan Adigang kidang, Adigung pan esthi, Adiguna ula iku. Telu Pisan mati sampyoh (Alkisah : Adiguna Adigang Adigung, Kijang adalah Adigang, gajah adalah Adigung, Udiguna adalah ular; tiga-tiganya akhirnya mati semua).

Si kidang ambegipun, angandelaken kebat linumpatipun. Pan gajah ngadelaken geng ainginggil. Ula ngadelaken iku. Mandine kalamun nyakot (kijang sombong dengan kecepatannya melompat, gajah sombong dengan badannya yang tinggi besar dan ular sombong dengan bisanya yang mematikan).

Iku umpamanipun aja ngadelaken sira iku. Suteng nata iya sapa ingkang wani. Iku ambege wong digung. Ing wusasane dadi asor (Itu merupakan perumpamaan : jangan mengandalkan kamu itu anak raja maka siapa yang berani; itu sifat orang adigung; akhirnya menjadi hina).

Adiguna puniku. Ngandelaken kapinteranipun. Samubarang kabisan dipundheweki. Sapa pinter kaya ingsun. Tuging prana nora injoh (Adiguna itu berarti : mengandalkan kepandaian; semua kepandaian hanya miliknya sendiri; siapa pandai seperti saya; ternyata akhirnya tidak mampu).


Ambeg adigang iku, ngadelaken ing kasuranipun, para tantang candhala anyanayampahi; tinemenan nora pecus; satemah dadi guyonan (Sifat adigang itu : mengandalkan kesaktiannya; semua ditantang dan dicela; ternyata tidak becus; akhirnya jadi bahan tertawaan).

Ing wong urip puniku, aha nganggo anggep kang tetelu; angangga rereh ririh ngati ngati; den kawangwang barang laku; den waskhita solahing wong (Orang hidup jangan memakai ketiga watak tersebut; gunakan kesabaran, kerendahan hati dan kewaspadaan; semua perilaku kelihatan; waspadalah dengan perilaku manusia).

Dene katelu iku, si kidang suka ing patinipun; pan si gajah aena patinereki; si ula ing patinipun, ngandelaken upase mandos (Mengenai ketiga hal tersebut; si kijang mati karena suka melompat-lompat, si gajah karena lengah; sedang ajal si ular mengandalkan bisanya yang mematikan).

Kualatisme
Dari apa yang tersurat dan tersirat di dalam Serat Wulangreh kita bisa (kalau mau) memetik hikmah pelajaran bahwa sebaiknya kita senantiasa ojo dumeh alias jangan terkebur mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepandaian maka bersikap sewenang-wenang apalagi terhadap mereka yang lemah, kecil dan miskin sehingga tidak berdaya melawan kekuatan, kekuasaan dan kepandaian kita.

Rakyat memang terkesan tidak berdaya melawan penindasan. Namun rakyat sebenarnya memiliki suatu kesaktian luar biasa dahsyat yaitu kualatisme. Rakyat bisa bikin kualat siapa saja yang berani adiguna adigang adigung menindas rakyat. [***]

Penulis pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya