Berita

Foto/Net

Bisnis

Pengembang Beralih Garap Rumah Murah

Penjualan Properti Mewah Melambat
SENIN, 11 DESEMBER 2017 | 11:07 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pertumbuhan bisnis properti hingga tutup tahun ini secara umum dirasa masih melambat. Penjualan rumah murah masih menjadi pe­nopang di sektor tersebut.

Pengusaha properti nasional yang tergabung di Real Estate Indonesia (REI) menilai pen­jualan rumah mewah diber­bagai daerah melambat karena terjadinya penurunan daya beli. Sedangkan, penjualan rumah murah terus tumbuh.

Ketua Umum REI Soelae­man mengatakan, penjualan rumah tipe sedang dan rumah sederhana saat ini lebih menarik. "Melihat laporan dari anggota di daerah-daerah pertumbuhan rumah murah pesat," katanya kepada Rakyat Merdeka di Ja­karta, akhir pekan lalu.


Dengan kondisi tersebut, dia optimistis, penjualan rumah rakyat permintaan akan terus tumbuh. Target pembangunan 200 ribu unit rumah rakyat hingga akhir tahun ini akan tercapai. "Untuk rumah rakyat kami optimistis," tutur pria yang akrab disapa Eman ini.

Terkait dengan pelemahan sek­tor bisnis rumah mewah, menu­rutnya, membuat pengembang yang biasa menggarap rumah seharga Rp 1 miliaran per unit banting setir dengan menggarap rumah murah karena mendapat­kan subsidi dari pemerintah.

Menurutnya, antusiasme masyarakat terhadap rumah mu­rah membuat pengembang terus mengikuti permintaan pasar. Untuk tahun ini REI menargetkan mampu membangun 200 unit ru­mah rakyat di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun REI hingga No­vember 2017, jumlah rumah yang sudah dibangun anggota REI di seluruh Indonesia men­capai 168 ribu unit. Angka tersebut di luar 14 ribu unit Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang dibangun REI DKI Jakarta. "Berdasarkan data daerah kami optimistis capai target," katanya.

Dia yakin, masuk Desember ini jumlah rumah murah yang telah dibangun jumlahnya telah meningkat lebih banyak. Ada 168 ribu unit baru, artinya masih ada peluang bertambah.

Dia mensinyalir masih ban­yak anggota REI yang mem­bangun rumah rakyat namun belum melapor, terutama di dua wilayah, yakni Banten dan Jawa Barat. Padahal, kedua daerah itu merupakan lumbung pasokan rumah bersubsidi. "Contohnya di Maja, Ciputra Group telah selesai membangun sekitar 6 ribu unit rumah MBR (masyarakat ber­penghasilan rendah) tapi datanya belum masuk. Ada juga proyek Rumah Susun Sederhana Milik di Tangerang sebanyak 2 ribu unit, itu juga belum masuk data," kata Eman.

Sementara itu, di Jawa Ba­rat dilaporkan baru terbangun 16 ribu unit, padahal ada satu pengembang yang tahun ini bangun sampai 25 ribu unit. Itu pun menurut Eman belum masuk data REI sehingga di Jawa Barat saja potensi pasokan diperkira­kan hampir 40 ribu unit.

Izin Berbelit

Terkait kendala utama dalam pembangunan rumah untuk MBR dalam setahun terakhir, sebagian besar masih masalah perizinan yang rumit dan berbelit-belit. Meski pemerintah pusat sudah menerbitkan sejumlah regulasi untuk penyederhanaan perizinan, namun kondisi di daerah belum banyak berubah khususnya untuk perizinan rumah rakyat.

Wakil Ketua Umum REI Bi­dang Tata Ruang dan Properti Ramah Lingkungan Hari Ganie meminta, pemerintah tetap kon­sisten dalam menjalankan proyek infrastruktur. "Karena nantinya otomatis sektor properti juga akan ikut meningkat," katanya.

Dia menambahkan, sepanjang tahun ini, pelaku sektor properti masih berusaha pulih. "Untuk pro­gram sejuta rumah berbeda jauh dengan rumah mewah maka untuk rumah murah ya optimistis bisa capai target," tuturnya.  ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya