Berita

Foto: Istimewa

Dunia

Inilah Pesan Dubes RI Di Wellington Untuk Anak Remaja Zetizen National Challenge

JUMAT, 08 DESEMBER 2017 | 07:58 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Warga Indonesia bisa mengambil nilai-nilai positif dari Selandia Baru, yang beberapa tahun terakhir dinilai oleh berbagai kalangan sebagai negara yang  paling "Islami" karena menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial seperti bersih, toleran dan disiplin atau taat pada hukum.

"Selandia Baru tidak hanya bersih dalam arti harfiah yaitu bersih dari sampah dan hal-hal yang kotor, namun juga bersih dari perbuatan-perbuatan melanggar hukum seperti korupsi," kata Duta Besar RI Selandia Baru, Tantowi Yahya.

Hal ini disampaikan Tantowi Yahya saat menerima kunjungan sebanyak 34 orang anak-anak remaja  berprestasi, peserta Zetizen National Challenge-Jawa Pos di Kedutaan Besar RI di Wellington, Selandia Baru. Ke-34 anak muda tersebut merupakan pemenang dari kompetisi yang diikuti hampir 30 ribu peserta dari seluruh Indonesia, yang memiliki aksi positif di berbagai bidang seperti lingkungan hidup, pariwisata, sosial dan pendidikan serta memberikan pengaruh terhadap lingkungan sosial.


Dalam acara "Temu Ramah" dengan peserta Zetizen National Challenge, Tantowi juga berpesan kepada 34 orang anak-anak remaja tersebut dapat menjadi agen perubahan bagi bangsa dan negara.

"Setelah menjalani program selama lebih 2 minggu di Selandia Baru, tentu kalian telah banyak menyerap informasi, melihat dan mengalami secara langsung berbagai best practices di Selandia Baru. Seyogianya hal-hal positif dari Selandia Baru dapat dibawa dan diterapkan untuk kebaikan negara kita," ungkap Tantowi.

Selama lebih dua minggu di Selandia Baru, para peserta mengadakan tour ke beberapa universitas, mengunjungi beberapa museum terkenal, ‘hobitton’ tempat syuting film terkenal dunia The Lord of The Ring dan objek-objek wisata Selandia Baru.

Dalam acara “Temu Ramah” tersebut, beberapa wakil peserta juga memaparkan secara singkat aksi positif mereka yang memberi pengaruh positif kepada lingkungan sosialnya. Salah satu peserta, Yockbet Merauje dari Papua menceritakan program aksinya membentuk kelompok belajar dan mendorong orang tua serta anak-anak pelajar yang awalnya kurang perduli terhadap pendidikan dan menentang aksi positifnya. Namun karena keuletannya, masyarakat di lingkungannya menjadi terdorong dan sangat perduli terhadap pendidikan anak-anak mereka. [mel]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Larangan Reklame Produk Tembakau Mengancam Industri Periklanan

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:05

Indonesia Raih Juara 2 di MHQ Disabilitas Netra Internasional 2025

Minggu, 07 Desember 2025 | 08:03

Nasihat Ma’ruf Amin soal Kisruh PBNU

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:48

Kemenkop–Kejagung Perkuat Pengawasan Kopdes Merah Putih

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:35

China Primadona Global

Minggu, 07 Desember 2025 | 07:01

UUD 1945 Amandemen Masih Jauh dari Cita-cita Demokrasi Pancasila

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:37

Pekerja Pengolahan Tuna di Jakarta, Bali dan Sulut Masih Memprihatinkan

Minggu, 07 Desember 2025 | 06:12

Bakamla dan Indian Coast Guard Gelar Latihan Bareng di Laut Jawa

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:55

Program Edukasi YSPN Cetak Regenerasi Petani Muda

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:37

Saatnya Rakyat jadi Algojo

Minggu, 07 Desember 2025 | 05:09

Selengkapnya