Berita

James Mattis/Reuters

Dunia

AS: Situasi Kemanusiaan Di Yaman Akan Memburuk Pasca Pembunuhan Saleh

RABU, 06 DESEMBER 2017 | 12:03 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengatakan bahwa pembunuhan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dalam jangka pendek akan mungkin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di negara ini.

Mattis, yang berbicara dengan wartawan di sebuah pesawat militer dalam perjalanan ke Washington setelah melakukan perjalanan singkat ke bagian Timur Tengah dan Asia Selatan (Selasa, 5/12), mengatakan terlalu dini untuk mengatakan dampak pembunuhan Saleh saat ini.

Namun demikian ia memperingatkan bahwa hal itu bisa memicu dua kemungkinan, yakni mendorong konflik menuju perundingan perdamaian PBB atau menjadikannya sebuah perang yang bahkan lebih kejam.


"(Tapi) satu hal yang saya pikir bisa saya katakan dengan banyak perhatian dan kemungkinan besar adalah bahwa situasi bagi orang-orang yang tidak bersalah di sana, sisi kemanusiaan, kemungkinan besar akan (mendapatkan) lebih buruk dalam jangka pendek," kata Mattis tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Namun demikian, sejauh ini perang telah membunuh lebih dari 10.000 orang dan mengungsi.

"Jadi di sinilah kita semua harus menggulung lengan baju kita. Nah, apa yang akan Anda lakukan tentang obat-obatan dan makanan dan air bersih dan kolera," kata Mattis seperti dimuat Reuters.

"Saya pikir sekarang ada lebih banyak fokus pada sisi kemanusiaan sekarang," tambahnya.

Analis mengatakan kematian Saleh akan menjadi dorongan moral yang besar bagi Houthi dan pukulan serius bagi koalisi pimpinan-Saudi yang ikut campur dalam konflik tersebut untuk mencoba mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Arab Saudi dan sekutu-sekutunya menerima bantuan logistik dan intelijen dari Amerika Serikat.

Mattis mengatakan bahwa dia tidak yakin militer Amerika Serikat akan berperan dalam meringankan situasi kemanusiaan. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya