Pengerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta, BoÂgor, Depok, Bekasi (Jabodebek) yang digarap PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah mencapai 25 persen. Rinciannya, jalur Cibubur-Cawang 41 persen, Cawang-Dukuh Atas 8,9 persen, Cawang-Bekasi Timur 24,3 persen.
Direktur Keuangan Adhi Karya Haris Gunawan mengataÂkan, hingga akhir 2017, tahapan konstruksinya ditargetkan bisa mencapai 35 persen.
"Kami menargetkan, penyeleÂsaian proyek transportasi masÂsal itu akan tepat waktu, yakni beroperasi pada Mei 2019. UnÂtuk pembangunan fisik sampai akhir 2018. Uji coba kemungÂkinan Maret dan beroperasi Mei 2019," ujar Haris di Jakarta.
Untuk merealisasikan target penyelesaian proyek LRT, peÂmerintah pusat telah mengamÂbil langkah strategis, dengan membangun beberapa proyek infrastruktur khususnya unÂtuk mengurai kemacetan dari Bekasi ke Jakarta akibat pemÂbangunan LRT.
Pejabat Pembuat Komitmen Prasarana LRT Jabodebek KeÂmenterian Perhubungan, Jumardi mengatakan, proyek ini dibangun untuk kepentingan masyarakat. Namun juga memberi keuntunÂgan lebih bagi masyarakat Bekasi yang dilewati LRT.
"Sudah selayaknya, proyek pemerintah ini mendapat dukunÂgan dari semua pemangku keÂpentingan. Termasuk dukungan masyarakat Bekasi yang kaÂwasan sekitarnya dilalui LRT," kata Jumardi saat Diskusi LRT dan Masa Depan Bekasi di KamÂpus Unisma Bekasi, Kemarin.
Jumardi mengatakan, sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo, Kementerian PerÂhubungan dan Adhi Karya terus menggenjot penyelesaian pemÂbangunan LRT ini dengan tepat waktu. Namun, saat ini masih ada beberapa kendala di lapangan.
"Di antaranya, lahan yang rencananya akan dibangun unÂtuk Depo (Stasiun dan Garasi) LRT di Bekasi Timur, saat ini belum siap untuk dibangun, karena masih ada warga yang tidak memiliki hak menempati lahan tersebut, bahkan lahan diÂmanfaatkan untuk pembangunan warung dan gubuk liar. Ini meruÂpakan kendala terbesar kami," kata Jumardi.
Menurutnya, karena masih ada warga yang menempati laÂhan untuk pembangunan Depo, perlu dicari upaya yang baik daÂlam menyelesaikannya. "Disatu sisi, pembangunan LRT tetap berjalan sesuai dengan jadÂwal, dan disisi yang lain warga yang menempati lahan tersebut juga memahami, bahwa mereka menempati lahan yang bukan haknya," tegas Jumardi.
Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna menambahkan, hadirnya LRT akan mengubah peradaban masyarakat Bekasi. "Masyarakat yang selama ini keÂhilangan banyak waktu di jalan karena kemacetan, akan mendaÂpatkan banyak waktu yang berkualitas, karena dengan LRT bisa memangkas waktu tempuh ke tempat kerja," ujarnya.
Senada, Direktur LembaÂga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas islam 45 (Unisma) Bekasi Harun Alrasyid mengatakan, dengan memperhitungkan bahwa pemÂbangunan LRT akan berjalan seÂsuai dengan jadwal, pada tahun 2019 masyarakat Bekasi akan mendapatkan banyak dampak positif dari LRT ini.
"Tidak hanya masalah kemacetan yang bisa terurai, namun dengan adanya Stasiun serta Depo di Bekasi, juga akan memÂberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Potensi BekaÂsi kedepan juga makin bagus, dengan banyaknya kawasan yang terintegrasi dengan transportasi publik," tutup Harun. ***