Berita

Moh Bruri Triyono, Wariki Sutikno, dan Muhammad Abdul Idris/Dok

Nusantara

Pendidikan Vokasi Hasilkan Tenaga Kerja Terampil

SELASA, 28 NOVEMBER 2017 | 06:46 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Pendidikan vokasi yang mengusung konsep link and match antara sekolah menengah kejuruan, ketenagakerjaan dan industri diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Hal ini diyakini mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional.

Demikian disampaikan Tim Satgas Revitalisasi Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Moh. Bruri Triyono di hadapan 250 pemuda dari 35 negara yang menghadiri Youth Involvement Forum (YIF) yang diinisiasi oleh Indonesia Youth Forum di Banyuwangi (Senin, 27/11). Mereka duduk bersama dan bertukar ide serta gagasan inovatif sekaligus mengenali khazanah seni-budaya daerah di tempat yang dikenal dengan Sunrise of Java ini.

"Konsep link and match menjadi solusi atas persaingan global yang semakin ketat. Untuk mewujudkan hal tersebut, komunikasi dan koordinasi di semua lini harus lebih diintensifkan. Karena hal ini menyangkut daya saing SDM yang inheren dengan harga diri bangsa. Dan pesantren harus melihat itu sebagai satu ghiroh (semangat) zaman," ungkap Bruri.


Sementara Direktur Politik dan Komunikasi Kementerian PPN Bappenas, Wariki Sutikno menuturkan, SMK komunitas sebagai salah satu instrumen penting dalam pendidikan vokasi mencoba menjembatani antara pesantren dan pendidikan vokasi untuk menjawab tantangan zaman now dan pertanyaan besar kebutuhan future jobs. Konteksnya jelas, santri dituntut menguasai dinamika zaman yang kian canggih dan kompetitif di masa mendatang. Dengan demikian, pesantren mampu bergerak maju mengikuti pergerakan zaman.

"Kolaborasi antara SDM, Kelembagaan dan Teknologi perlu diutamakan. Agar narasi besar yang sedang bersama kita bangun mengenai pendidikan vokasi mampu menjawab SDM yang memiliki kompetensi yang kompetitif," tandas Wariki.

Muhammad Abdul Idris yang merupakan Founder Indonesia Youth Forum juga memberikan komentar mengenai hal ini, Ia mengungkapkan bahwa softskill dan hardskill juga penting untuk dipelajari para santri agar mampu bersaing di era millenial.

"Santri harus siap bersaing di zaman now dengan tidak melupakan zaman old. Santri harus bisa menjawab tantangan zaman dengan tekat, kepercayaan diri dan bekal skill yang sudah diajarkan dan diperoleh dari pesantrennya masing masing.” ungkap Idris.

Karena revitalisasi pendidikan vokasi tidak sebatas meng-upgrade kualitas daya saing SDM saja, akan tetapi kemampuan menggerakkan partisipasi aktif masyarakat agar mampu menjadikan kebudayaan, destinasi pariwisata, kreativitas yang berbasis local wisdom menjadi produk yang kompetitif.

"Agar revitalisasi pendidikan vokasi mampu melibatkan semua pihak," demikian Idris.[wid]

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

GM FKPPI Bangun Rumah Huntara untuk Korban Bencana Sumbar

Minggu, 07 Desember 2025 | 18:05

Ahmadiyah Galang Dukungan untuk Sumatera

Minggu, 07 Desember 2025 | 17:50

Trauma Healing Polri

Minggu, 07 Desember 2025 | 17:20

Momen Prabowo Makan Ikan Tongkol di Posko Pengungsian Aceh

Minggu, 07 Desember 2025 | 17:15

Prabowo Siap Kirim Cadangan Pangan Hingga Perbaiki Bendungan Aceh

Minggu, 07 Desember 2025 | 16:57

Tetapkan Bencana Nasional Sumatera Tanpa Negosiasi!

Minggu, 07 Desember 2025 | 16:45

KBRI Kawal Pengusaha RI Buka Resto di Mesir

Minggu, 07 Desember 2025 | 16:22

Bahlil Lapor Prabowo, 97 Persen Listrik di Aceh Nyala Malam Ini

Minggu, 07 Desember 2025 | 15:42

KNPI Gaungkan Gotong Royong untuk Pemulihan Bencana

Minggu, 07 Desember 2025 | 15:40

Elite PBNU Kehilangan Legitimasi, Diperlukan Reformasi

Minggu, 07 Desember 2025 | 15:39

Selengkapnya