Berita

Moeldoko/RMOL

Nusantara

Tiga Cara Mensejahterakan Dan Mengubah Mindset Petani Ala Moeldoko

SELASA, 28 NOVEMBER 2017 | 00:05 WIB | LAPORAN:

Salah satu target pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yakni yakni mewujudkan swasembada pangan. Pada tahun 2016, berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan) tingkat kesejahteraan petani membaik.

Hal ini tercermin dari meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yaitu NTP tahun 2016 mencapai 101,65 meningkat 0,06 persen dibandingkan NTP 2015 yang sebesar 101,59  dan NTUP rata-rata nasional tahun 2016 mencapai 109,86 atau naik 2,3% dibandingkan 2015, posisi ini tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko mengatakan HKTI berupaya membantu pemerintah untuk terus mensejahterakan petani Indonesia pada tahun-tahun ke depan. Beberapa hal yang sudah dilakukan yakni pertama memperbaiki tanah dengan cara memuliakan tanah yang akan digunakan untuk pertanian.


“Para petani kami arahkan untuk tidak menggunakan pupuk non organik lagi. Beberapa daerah yang tanahnya rusak kami perbaiki agar lebih produktif lagi,” kata Moeldoko, dalam Temu Nasional Pemerhati Kelapa di Gorontalo, Senin (27/11).

Kedua, sambung Moeldoko, meningkatkan produktifitas pertanian nasional yakni dengan memanfaatkan teknologi. Para petani yang menggarap lahannya, imbuh Moeldoko, harus meninggalkan cara tradisional yang kurang efektif karena ancamannya akan ada hasil panen hilang hingga 10 persen per hektarnya.

“Kami tidak mengenal kata semoga dari 5 ton menjadi 9 ton. Kami sudah membuktikannya dengan cara melakukan penelitian dan pengembangan teknologi,” ujarnya.

Terakhir, mantan Panglima TNI tersebut menyampaikan bertani harus sehat. Awal dari bertani sehat yakni bertani harus menggunakan material organik, namun karena teknologi bertani secara organik belum mumpuni dan terlalu mahal maka kami menggantinya menjadi bertani sehat.

“Semua bisa diaplikasikan pada bidang pertanian apapun dan sudah ada buktinya. Petani hidupnya dari sini sehingga semuanya harus hidup dan menghidupi,” jelasnya.

Selain ketiga hal tersebut, Moeldoko juga ingin menghilangkan penyakit latah petani di Indonesia. Saat ini para petani Indonesia hanya mau menanam komoditas yang berharga mahal saja, namun saat komoditas tersebut pasokannya berlimpah dan harga jual jatuh petani malah menyalahkan pemerintah.

“Misalnya harga cabai lagi mahal ikut-ikutan tanam cabai. Tadinya tanam cengkeh malah dipotong dan diganti cabai. Apa salahnya dengan cengkeh, padahal itu komoditas jangka panjang,” ungkapnya.

Lebih jauh, Moeldoko menegaskan HKTI merupakan sebuah institusi yang menjembatani pemerintah dengan petani. Semua kebijakan pemerintah yang merugikan petani kami sikapi dengan kritisi, namun kebijakan pemerintah yang menguntungkan petani didukung penuh.

“Saat memutuskan terjun ke petani saya berkomitmen bertani tidak hanya bertani sebagai petani. Saya ingin mengubah mindset dan metode petani Indonesia,” demikian Moeldoko. [san]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya