Berita

Joko Widodo/Net

Politik

Dilema Jokowi, Pilih Golkar Atau Tetap Di PDIP

SENIN, 27 NOVEMBER 2017 | 08:45 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Joko Widodo adalah Presiden yang diusung PDI Perjuangan. Di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu, Jokowi juga adalah kader partai.

Kini, pasca penahanan Setya Novanto oleh KPK, wacana Jokowi mengambil alih kursi ketua umum DPP Partai Golkar mulai diperbincangkan.

Pemerhati politik sekaligus Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra mengatakan peluang Jokowi menjadi ketum Golkar terbuka lebar.


"Di Golkar, Jokowi akan leluasa. Golkar partai terbuka, sahamnya banyak," ucap Iwel kepada redaksi, Senin (27/11).

"Sementara di PDIP, Jokowi akan terus dibayang-bayangi Mega. Misalnya Jokowi ketum, pasti Mega akan menjadi semacam dewan syuronya," sambungnya.

Namun, lanjut Iwel, jika Jokowi tetap ambil kursi ketum Golkar, mantan walikota Solo itu akan dicap sebagai orang yang tidak memiliki etika politik dan terkesan paragmatis.

"Ini tidak baik untuk pendidikan politik. Ini akan menjadi guncangan politik," ucapnya.

Setelah penahanan Setya Novanto, wacana yang mendorong Jokowi mengambil alih kursi ketum Golkar mulai berhembus. Hal itu karena realitas politik menunjukkan bahwa Jokowi memerlukan peran Golkar sebagai teman politik yang bisa diandalkan untuk memenangkan Pilpres 2019.

Selain itu, Jokowi tidak bisa hanya bergantung pada kekuatan PDIP untuk memenangkan kompetisi 2019 yang diprediksi akan berlangsung amat ketat.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Sarmuji sebelumnya mengakui bahwa tokoh dari luar Golkar bisa diusulkan untuk menjabat ketua umum.

Apalagi, selama ini partai beringin memiliki kedekatan dengan Jokowi yang ditunjukkan lewat dukungan politik untuk Pilpres 2019.

"Tentu bisa kalau Jokowi jadi kader Golkar lebih dulu. Lebih baik tanyakan ke Pak Jokowi mau masuk Golkar atau tidak," kata Sarmuji usai diskusi 'Beringin Diterpa Angin' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11). [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya