Berita

Rizal Ramli/Net

Bisnis

Rizal Ramli: Menteri Jokowi Salah Kaprah, Sekuritisasi Diartikan Jual Aset Negara

JUMAT, 24 NOVEMBER 2017 | 08:44 WIB | LAPORAN:

Mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Rizal Ramli (RR) meminta pemerintah, dalam hal ini Menteri Negara BUMN, Rini Soemarno tidak menjual aset negara, terutama yang sudah berjalan dan produktif dalam mendulang penerimaan.

Justru menurut Rizal, tim ekonomi Jokowi perlu mencari cara-cara yang inovatif mengembangkan BUMN dan tidak lagi mengandalkan pembiayaan dari APBN.

"Khusus untuk Pulau Jawa caranya dengan Build Operate and Own (BOO) dan Build Operate and Transfer (BOT) dengan re-evaluasi aset dan sekuritisasi aset untuk proyek baru," ujar ekonom senior itu, mencontohkan, dalam dialog di stasiun TV One, Kamis malam (23/11).


Tim ekonomi harus sungguh-sungguh memilah aset BUMN mana saja yang boleh disekuritisasi dan tidak. Sebab untuk aset produktif dan menghasilkan tidak boleh dikelola asing, tegas Rizal.   

Mantan menteri Ekuin ini menyesalkan banyak pejabat dan menteri yang dinilai salah menginterpretasikan omongan Presiden Jokowi. Sekuritisasi yang diinginkan Presiden Jokowi malah diartikan menjual aset negara ke pihak lain. Padahal, jelas Rizal, sekuritas memiliki makna hanya menyerahkan pengelolaan dan mengambil sebagian income di masa depan untuk pembiayaan infrastruktur saat ini, bukan penjualan BUMN melalui pembentukan perusahaan induk (holding).

Rizal pun menyerukan, saatnya pemerintah dan semua stakeholders dalam situasi sekarang mengakhiri konflik kepentingan serta menghapus korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) dalam pengeloaan BUMN agar semakin kompetitif dan bernilai tambah lebih besar.

Kembali ke masa lalu, menurut Rizal, rencana penjualan BUMN dan holdingisasi terbukti diwarnai KKN dan konflik kepentingan yang membuat sumber daya alam dan aset bangsa itu tidak memberi manfaat banyak bagi rakyat. Sebaliknya menjadi sumber KKN para elite yang berkuasa.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya