Berita

Pertahanan

Kebijakan Bebas Visa Gagal, Komisi I DPR Bentuk Panja

RABU, 22 NOVEMBER 2017 | 07:43 WIB | LAPORAN:

Kebijakan bebas visa yang diterapkan pemerintah tidak signifikan mendatangkan wisatawan mancanegara (Wisman) tidak mencapai target dan tidak berhasil meningkatkan devisa negara.

Demikian disampaikan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Andreas Hugo Pareira melalaui keterangan tertulis kepada wartawan, Rabu (22/11).

"Evaluasi yang kita peroleh dan masukan dari masyarakat, berita dan informasi yang diperoleh, selama ini menunjukkan bahwa peningkatan jumlah wisatawan tidak cukup signifikan," tegas politisi PDIP itu.

Alih-alih menguntungkan, kebijakan terebut justru memudahkan orang asing dengan status ilegal untuk masuk ke Indonesia.

"Hal inilah yang menjadi salah satu alasan Komisi I DPR RI membuat Panja Kebijakan Bebas Visa, untuk kemudian melakukan evaluasi berdasarkan temuan-temuan," ungkap Andreas.

Lewat panja, pihaknya akan membahas dan mengukur kebijakan yang sifatnya negara per negara. Misalnya, tambah Andreas, mengevaluasi negara-negara yang hanya memberikan dampak negatif terhadap kebijakan bebas visa tersebut.

"Peningkatan wisatawan terjadi, kriminalitas, transnational crime dari negara tersebut tidak terjadi. Itu positif," tambah Andreas.

Evaluasi tersebut sejauh ini akan dilakukan pada 167 negara. Jika negara yang mendapat bebas Visa dari Indonesia tidak terjadi peningkatan jumlah wisatawan, dan malah terjadi peningkatan kriminalitas akibat dari kebijakan itu akan diberi catatan kuning.

"Bahkan kebijakan itu bisa dicabut dari negara itu. Jadi kami masih membahas, untuk metode pelaporan," kata Andreas.

Andreas menekankan evaluasi itu bersifat tidak seluruhnya dibatalkan, tetapi negara per negara.

"Kalau negara yang menguntungkan Indonesia sesuai dengan target pemerintah, justru kita dorong," demikian Andreas. [san]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

Bang Doel Yakin Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta

Selasa, 17 September 2024 | 20:05

Belanja Negara Awal Pemerintahan Prabowo-Gibran Disetujui Rp 3.621 T

Selasa, 17 September 2024 | 20:02

Ubedilah Badrun: Alasan Kaesang Nebeng Jet Pribadi Benarkan Ada Gratifikasi

Selasa, 17 September 2024 | 19:54

Karolin Natasa Ajak Warga Landak Tidak Pilih Pemimpin Abal-abal

Selasa, 17 September 2024 | 19:52

Double-Faced

Selasa, 17 September 2024 | 19:51

Gara-gara Kasus Jet Kaesang, Prabowo Harus Susun Program Penegakan Hukum Prioritas

Selasa, 17 September 2024 | 19:39

Disnakertransgi Jakarta Pastikan Perusahaan Animasi di Jakpus Langgar Aturan

Selasa, 17 September 2024 | 19:39

Airlangga Dampingi Jokowi

Selasa, 17 September 2024 | 19:29

PDIP: Megawati Akan Bertemu Prabowo Sebelum Pelantikan

Selasa, 17 September 2024 | 19:23

Demokrat Setuju Kabinet Prabowo Diisi Profesional dan Ahli

Selasa, 17 September 2024 | 19:18

Selengkapnya