Berita

Foto/Net

Publika

Kritik Kepada Dubes Inggris Untuk Indonesia Saudara Moazzam Malik

RABU, 22 NOVEMBER 2017 | 02:15 WIB

PADA 19 November 2017, Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik lewat akun twitternya @MoazzamTMalik menuliskan “Selama perjalanan ke Papua kami menyewa 12 mobil. Tidak ada satupun sopirnya yang asli Papua. Apakah mereka berhak mendapatkan pekerjaan?”.

Twit Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik tersebut dikomentari beberapa warganet seperti: @whyupermana, @rudikdahlan, @alex_barhan, @senopati_id dan banyak akun lainnya, dikatakan oleh para warganet ini: "jangankan jadi supir, jadi pilot pesawat terbangpun banyak orang asli Papua", disusul foto-foto dan berita tentang putra-putri Papua yang menjadi Pilot Pesawat Terbang. Ada juga yang mengirimkan foto puluhan Putra-Putri Papua yang mendapatkan beasiswa. Warganet yang lain juga protes "Dubes kok Provokasi??". Akun @whyupermana mengingatkan: Sebagai Duta Besar seharusnya @MoazzamTMalik lebih bijaksana untuk tidak berkomentar sesuatu yang sensitif di negara penempatannya. Agar tidak menimbulkan persoalan politik antar kedua negara.

Pada 19 November 2017, Pukul 18.05, muncul berita di sebuah media online nasional, judulnya: Menurut Pemerintah Inggris, Papua Sudah Final Jadi Bagian NKRI. Tautan dari berita tersebut di twit oleh akun resmi Kedutaan Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, @UKinIndonesia, isi twitnya sama dengan judul berita tersebut, dengan 'memention' beberapa orang diantaranya: @MoazzamTMalik @KBRILondon @DrRizalSukma @Portal_Kemlu_RI @boyrafliamar @DivHumasPolri @Puspen_TNI @KSPgoid @pramonoanung - Twit tersebut kemudian diretweet oleh Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.


Terkait Twit dari Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, mohon izin ada beberapa hal yang kami sampaikan:

Pertama, twit Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik tidak pantas, di tengah situasi penyanderaan warga oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, meninggalnya Brigadir Polisi Firman karena ditembak KKB Papua, pembebasan sandera oleh TNI dan POLRI, dan situasi dan kondisi lainnya. Twit Dubes Inggris ini sangat berpotensu semakin memanaskan situasi dan menjurus kepada provokasi.

Kedua, hormat dan apresiasi yang sebesar-sebarnya kepada pengguna media sosial yang telah membalas pernyataan Moazzam Malik (Dubes Inggris Untuk Indonesia), disertai fakta dan bukti-bukti yang nyata tentang perhatian serius Pemerintah Republik Indonesia (Pusat dan Daerah) terhadap masyarakat Papua. #PapuaAdalahKita

Ketiga, pertanyaan Dubes Inggris Untuk Indonesia, Moazzam Malik lewat akun twitternya AApakah mereka berhak mendapatkan pekerjaan?" adalah pertanyaan aneh. Ya jelaslah mereka berhak mendapatkan pekerjaan. Sebagai pembanding, bagaimana jika Dubes Indonesia untuk Inggris mengomentari situasi politik dalam negeri Inggris, soal imigran, pengganguran, dan lain sebagainya. Tentulah Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri akan menegur.

Keempat, meminta kepada Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik untuk menjelaskan maksud dari twitnya tersebut, dan meminta kepada Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik agar menahan diri untuk tidak mengomentari situasi dan kondisi politik di Papua dan daerah lainnya di NKRI dengan cara-cara yang tidak elegan dan diwaktu yang tidak pas.

Kelima, kepercayaan diri yang berlebihan dari Moazzam Malik (Dubes Inggris Untuk Indonesia) jangan sampai menjadikan kami masyarakat Indonesia tidak mempercayai Moazzam Malik (Dubes Inggris Untuk Indonesia).

Keenam, mengapresiasi dukungan Pemerintah Inggris untuk keutuhan NKRI yang tercermin dalam pernyataan-pernyataan Moazzam Malik sebelumnya.

Demikian sementara, kami haturkan terima kasih atas kerjasamanya, mohon maaf atas segala kekurangan. [***]

Hariqo Wibawa Satria
Penulis adalah Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya