Berita

Foto/Net

Bisnis

ASDP Ngarep Ada Kepastian Jadwal Penyeberangan

Kapal Makin Banyak Di Pelabuhan Merak
SENIN, 20 NOVEMBER 2017 | 10:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

PT ASDP Indonesia Ferry (Per­sero) berharap adanya peng­aturan terkait kepastian jadwal penyeberangan kapal khususnya di pelabuhan Merak. Aturan ini dirasa perlu karena jumlah kapal yang beroperasi di sana semakin meningkat seiring dengan pe­nambahan fasilitas layanan yang tengah dibangun.

Direktur Utama ASDP Indo­nesia Ferry, Faik Fahmi menga­takan, saat ini pemerintah tengah menyelesaikan pembangunan ruas jalan tol Trans Sumatera yang akan berujung di pelabu­han Bakauheni, Lampung.

Sehingga diperlukan terobo­san pada jalur penyeberangan di pelabuhan Merak agar tidak terjadi bottle neck (penumpukan kendaraan) antara pulau Sumatera dan Pulau Jawa.


"Ada beberapa hal yang men­jadi catatan dalam meningkat­kan pelayanan pada Pelabuhan Merak yaitu antara lain tidak adanya kepastian jadwal, jumlah kapal yang beroperasi berjumlah 60 kapal serta jumlah dermaga terbatas," ujarnya, melalui siaran pers, kemarin.

Saat ini, pihaknya juga tengah mengerjakan fasilitas tamba­han Dermaga 6 Eksekutif yang diperkirakan pada tahun depan sudah selesai dan bisa digu­nakan secara maksimal untuk melayani penyeberangan para penumpang.

"Jadi, nanti masyarakat akan dilayani dengan fasilitas pre­mium," katanya.

Berbeda dengan dermaga 6 yang akan dijadikan dermaga eksekutif, perseroan juga tengah membangun dermaga 7 yang akan digunakan untuk umum dengan luas area parkir 1.500 meter, lebar akses jalan masuk 25 dan panjang 700 meter.

Ia menjelaskan, pembangunan dermaga menelan dana sekitar Rp 200 miliar itu, dirancang memiliki kapasitas dermaga lebih besar dari dermaga yang sudah ada, dan ditargerkan se­lesai pada Agustus 2018.

"Untuk dermaga 7, tahap awalnya kan pekerjaan pengeru­kan kemudian dilakukan rekla­masi. Ini dibangun di sebelah kanan dermaga 5," katanya.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi mengakui, pelayanan penyeberangan di pelabuhan Merak perlu terus ditingkatkan untuk mengantisipasi persaingan global yang semakin ketat.

Sehingga, perlu adanya tero­bosan dalam bidang penye­berangan sebab peningkatan keselamatan dan pelayanan adalah suatu keharusan.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat juga sudah melakukan pembahasan agar di Tahun 2018 jumlah kapal yang beroperasi akan di tata.

"Akan ada pengurangan jumlah kapal di tahun depan, salah satu kriteria yang kita minta adalah berat dibawah 5.000 GT akan dilarang untuk beroperasi di Merak Banten dan sedang kita rencanakan pengali­han operasinya," katanya.

Ia menilai, hal ini juga bertu­juan mewujudkan target yang dicanangkan Presiden RI agar waktu tempuh bisa lebih cepat. "Saat ini sudah ada perubahan sailing time yaitu 2 jam, kami akan upayakan sailing time menjadi 1 jam 30 menit dengan kecepatan rata-rata 10 knot," katanya.

Sementara itu, pihaknya juga memberi perhatian pada konek­tivitas antar moda transportasi pada pelabuhan Merak sejalan dengan pembangun tol Trans Sumatera dimana ujungnya akan ada di Bakauheni, Lampung.

"Kita harus sudah mengantisi­pasi agar ke depannya tidak ter­jadi penumpukan kendaraan. Tu­gas kita untuk mewujudkan itu. Makanya, saya mengapresiasi ASDP yang telah melakukan benchmarking ke negara-negara yang moda penyeberangannya telah maju seperti Hongkong, Taiwan untuk kemudian diterapkan di Dermaga 6 Ekse­kutif," tandasnya. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya