Berita

Foto: Istimewa

Pertahanan

Jenderal Gatot: Anggota TNI Jangan Cepat-cepat Pulang

SENIN, 20 NOVEMBER 2017 | 01:31 WIB | LAPORAN:

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan terus melakukan pengejaran kepada kelompok gerakan separatis setelah proses evakuasi selesai.

Begitu dikatakan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo usai memberikan penghargaan kepada 58 prajurit TNI yang berhasil membebaskan sandera di Tembagapura Mimika Papua, Minggu (19/11).

"Pengejaran akan tetap dilakukan, tetapi tugas pasukan saya membebaskan sandera dan mengamanakan tempat ini," katanya.

Gatot mengimbau para pasukannya untuk tidak memikirkan pulang cepat. Masyarakat butuh pengamanan dari gerakan separatis bersenjata.

"Jangan cepat-cepat pulang. Belum selesai tugasnya, jangan terlena jangan ada lagi korban-korban," tegasnya.

Jenderal Gatot menegaskan, penyanderaan oleh Gerakan Separtis Bersenjata (GSB) ini bukan disekat dalam satu ruangan, tapi dalam satu lokasi. Dimana, mereka tidak boleh beribadah, tidak boleh kemana-mana termasuk tidak boleh mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Masyarakat disini terintimdisasi, 12 wanita mengalami kekerasan seksual, kemudian 107,5 juta rupiah di rampas, 154,4 gram emas diambil, 200 HP disita semua oleh mereka," jelasnya.

Gatot menerangkan, apa yang dilakukan oleh prajurit adalah bagian dari negara hadir di tempat ini untuk memberikan perlindungan kepada rakyatnya. Karena apapun, tidak boleh di Indonesia ini ada masyarakat disandera.

"Perintah saya tegas, faktor utama adalah pembebasan sandera dan tidak boleh ada satu sandera pun jadi korban. Karena operasi pembebasan sandera tolak ukurnya itu," ujarnya.

Menurut Gatot, dalam proses pembebasan ada dua spartasi yang mati dan saat proses pembersihan ditemukan satu pistol standar militer. Sehingga apa yang dilakukan oleh prajurit layak diberikan penghargaan.

"Saya hadir beserta istri karena ingin memberikan penghargaan kepada mereka dengan kenaikan pangkat luar biasa," tandasnya. [sam]

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

Ekspor Pasir Laut Ancam Kedaulatan Maritim Indonesia

Rabu, 18 September 2024 | 05:31

Lancarkan Transisi Pemerintahan, Airlangga Fokus Selesaikan Sejumlah PR

Rabu, 18 September 2024 | 05:04

Ngaku Jadi Warga Brunei, Seorang Pria Tipu Korban Hingga Ratusan Juta

Rabu, 18 September 2024 | 04:04

Belum Ada SPDP, Proses Hukum Tersangka ASDP Tidak Sah

Rabu, 18 September 2024 | 03:31

Kaesang Bukan Nebeng Private Jet Gang Ye, Tapi Pinjam

Rabu, 18 September 2024 | 03:13

Keselamatan Penerbangan di Bandara IKN Harus Diutamakan

Rabu, 18 September 2024 | 02:41

Kaesang di KPK

Rabu, 18 September 2024 | 02:18

DPR Dorong Kerja Sama Intensif RI-Serbia

Rabu, 18 September 2024 | 01:43

Penjualan E-Materai Melonjak 10 Kali Lipat Selama Pendaftaran CPNS 2024

Rabu, 18 September 2024 | 01:15

Penanganan Dugaan Gratifikasi Bobby Nasution Jalan di Tempat

Rabu, 18 September 2024 | 00:59

Selengkapnya