Edy Junaedi dan Sandiaga Uno/Media PTSP
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta, Edy Junaedi menyatakan pihaknya tengah mengupayakan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota tujuan utama investasi di Asia. Hal ini sejalan pula dengan target Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang mengejar angka investasi sebesar Rp 100 triliun tahun 2018.
Oleh sebab itulah penting menghadirkan inovasi layanan perizinan dan non perizinan. Serta memangkas prosedur menjadi lebih sederhana.
"Jakarta harus menjadi kota tujuan investasi utama di Asia. Untuk itu, kami senantiasa melakukan inovasi untuk kemudahan izin investasi dan berbisnis di Jakarta. Nantinya akan banyak membuka lapangan pekerjaan baru," tegas Edy dalam keterangannya.
Upaya tersebut diakui Edy telah membuahkan hasil yang signifikan. Terbukti, peringkat ease of doing business (EoDB/kemudahan investasi) di Indonesia meningkat dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
"Terjadi kenaikan sebanyak 34 peringkat dari 106 ke 72 pada EoDB. Selain itu, biaya labour yang terjangkau juga menjadi daya tarik investor asing untuk menanamkan modal di Jakarta,†papar Edy.
Dengan pencapaian ini sambung Edy, posisi Indonesia berhasil mengungguli sebagian negara berkembang lainnya, di antaranya Afrika Selatan (82), India (100), Filipina (113), dan Brazil (125). Pada tahun ini, posisi Indonesia berhasil melewati Tiongkok yang berada pada peringkat ke-78.
"Namun hal tersebut tidak lantas menjadikan kita berpuas diri. Masih perlu banyak perbaikan dan akselerasi yang harus kita wujudkan agar Indonesia bisa menguasai pasar Asia," pungkasnya.
Lebih lanjut dirinya menyatakan, beberapa bentuk inovasi yang sudah dilakukan oleh DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta seperti izin online, ODS (One Day Service), layanan Fast Track, IMB.3.0, AJIB (Antar Jemput Izin Bermotor), JIIC (Jakarta Information and Investment Center) dan Qualified Consultant (QC).
"Kita terus lakukan percepatan agar iklim ini terus membaik. Program yang segera akan kita luncurkan adalah Jakarta Information and Investment Center dan Qualified Consultant yang nantinya akan mengawal proses investasi dari hulu ke hilir (end to end process)," imbuh Edy.
[wid]