Berita

Jusuf Kalla/Net

Politik

Zainal Bintang Minta JK Jadi "King Maker" Penyelamatan Golkar

KAMIS, 16 NOVEMBER 2017 | 11:28 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Kasus korupsi KTP elektronik yang diduga melibatkan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua DPR RI Setya Novanto semakin memanas dalam pekan ini. Terutama setelah SN ditetapkan sebagai tersangka yang kedua kalinya.

Informasi yang bocor ke media menyebutkan politisi senior Golkar Zainal Bintang telah berkomunikasi intensif akhir-akhir ini dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketum Golkar.

Tujuannya, kata sumber itu untuk membahas skenario penyelamatan partai berlambang beringin. Hal itu nampaknya perlu ditempuh mengingat posisi SN yang sangat rentan ditahan oleh KPK.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Bintang, ternyata anggota Dewan Pakar Golkar itu tidak mau menanggapi.

Bintang hanya mengatakan, karena SN saat ini sudah buronan alias DPO, dirinya semakin keukeh meminta JK agar mau jadi "king maker" atau kunci utama penyelamatan Golkar.

JK harus bertindak cepat mengendalikan Golkar supaya jangan jatuh ke tangan petualang politik yang hanya memanfaatkan Golkar untuk kepentingan kelompoknya saja.

"JK perlu mengendalikan Golkar demi untuk keutuhan bangsa, karena Golkar adalah instrumen strategis penyatuan bangsa," kata Bintang, Kamis (16/11).

Disamping itu, lanjut Bintang, JK harus mendorong agar tetap Golkar konsisten mempertahankan pencalonan Jokowi pada Pilpres 2019.

Senang atau tidak senang, kata wartawan senior ini, figur JK lah yang paling tepat mengendalikan Golkar saat ini. JK pernah jadi ketum yang berhasil. Sekarang sebagai wapres berarti ada akses dalam kekuasaan negara. Jaringannya kuat dan luas. Pendukungnya banyak di seluruh daerah. Sementara figur yang lain tidak ada yang sama kuat dengan posisi JK.

"Dalam keadaan transisi begini, JK cocok sebagai pengendali, lalu menunjuk sebuah Tim Transisi menuju Rapimnas dan Munas. Bukan berarti saya minta JK jadi ketua umum," ujar Bintang.

Terakhir, Bintang berpesan agar orang yang di luar Golkar tidak perlu turut campur ikut mengatur-atur rumah tangga Golkar. [rus]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya