Berita

Retno Listyarti/Net

Nusantara

KPAI: Guru Penganiaya Siswa Di SMP Palangkaraya Membahayakan Psikologi Anak

SENIN, 06 NOVEMBER 2017 | 18:47 WIB | LAPORAN:

Komisi Perlindungan Anak menyambangi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy untuk membahas aksi penganiayaan guru SMP 10 kepada murid di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti menjelaskan pertemuan tersebut sangat penting sebab, bukan hanya sekali ini saja kasus penganiayaan guru terhadap murid terjadi.

Retno mengaku dalam empat bulan terakhir, pihaknya acap kali menerima pengaduan terkait kasus kekerasan di pendidikan. Menurutnya penanganan kasus kekerasan di sekolah mencapai angka 34 persen dari total kasus yang diterima terhitung sejak pertengan Juli hingga awal November 2017.


Adapun wilayah kejadian meliputi DKI Jakarta, Sukabumi, Indramayu, Bekasi, Bangka Belitung, Kota Medan, Padangsidempuan, Muaro Jambi, Lombok Barat, Aceh.

"Pertemuan dengan jajaran Mendikbud penting dilakukan untuk melakukan koordinasi secara penanganan kepegawaian bagi guru pelaku," ujar Retno dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (6/11).

Retno menambahkan, pertemuan ini juga unutk melakukan koordinasi terkait evaluasi Sekolah Ramah Anak (SRA) dengan Dinas Pendidikan daerah.

"Apabila keluarga membawa kasus ini ke jalur hukum maka KPAI juga siap berkoordinasi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)," ujarnya.

Kasus penganiayaan ini dipicu hal sepele, karena siswa SMP 10 Pangkalpinang berinisial RHP dianggap kurang ajar dengan sengaja memanggil nama sang guru tanpa menggunakan kata Pak. Atas penganiayaan itu, korban mendapatdi IGD RSUD Kota Pangkalpinang.

Retno menjelaskan pengaiayaan sadis sang guru berinisial M itu dilakukan dihadapan siswa yang lain. Bahkan aksi main tangan sang guru sempat direlai oleh siswa lainnya. Meski begitu M itu malah makin meningkatkan aksinya kekerasannya hingga menggila dengan melempar kursi.

"Guru semacam ini sangat membahayakan bagi keselamatan psikologis dan fisik anak-anak karena tidak mampu mengontrol emosi. Yang bersangkutan harus di evaluasi secara kepegawaian oleh Dinas terkait apakah masih patut menjadi guru," ujar Retno. [nes]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya