Berita

Xi Jinping/Net

Jaya Suprana

Etnonasionalisme

MINGGU, 05 NOVEMBER 2017 | 11:39 WIB

XI Jinping sedang asyik melancarkan politik luar negeri dengan gelora semangat etnonasionalisme demi memperluas jaringan diaspora RRChina ke segenap pelosok planet bumi masa kini.

Etnonasionalisme

RRChina tidak sendirian, sebab Polandia, Myanmar dan Hungaria dengan cara masing-masing juga sedang mengobarkan gelora semangat etnonasionalisme demi kepentingan negara, bangsa dan rakyat masing-masing. Di bawah pimpinan Viktor Urban, Hungaria menggunakan semangat etnonasionalisme untuk melindungi kepentingan dalam negeri seperti regulasi kebijakan imigrasi dan proteksi ekonomi.

Menoleh ke masa lalu khususnya pada masa menjelang Perang Dunia II, sebenarnya Adolf Hitler juga telah menggunakan sentimen etnonasionalisme sebagai dalih memperluas wilayah kekuasaan geopolitik Third Reich ke negara-negara tetangga dengan populasi etnis Jerman.

Menoleh ke masa lalu khususnya pada masa menjelang Perang Dunia II, sebenarnya Adolf Hitler juga telah menggunakan sentimen etnonasionalisme sebagai dalih memperluas wilayah kekuasaan geopolitik Third Reich ke negara-negara tetangga dengan populasi etnis Jerman.

Di masa kini, presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan alasan perlindungan terhadap warga Rusia di Ukrania untuk melancarkan invasi Krimea pada tahun 2014. Meski Hitler beda masa dan beda negara dengan Putin namun pada hakikatnya kedua tokoh pemimpin itu masing-masing mendayagunakan semangat etnonasionionalis sebagai pembenaran agresi militer Jerman dan Rusia ke negeri lain.

Sementara Xi Jinping bersama RRChina menggunakan semangat etnonasionalisme untuk memperluas wilayah kekuasaan RRChina ke segenap pelosok dunia abad XXI melalui jalur ekonomi dan kebudayaan yang terkesan relatif lebih “beradab” ketimbang jalur militer. Pada dasarnya kesemuanya adalah  imperialisme dengan berbagai kedok terminologi.

Diaspora
Sebenarnya wajar bahwa Xi Jinping seperti Adolf Hitler ingin memperluas jangkauan Lebensraum untuk negeri, bangsa dan rakyat diri mereka masing-masing. Apalagi wilayah di dalam negeri RRChina sudah terlalu sempit bagi miliardan warga RRChina maka wajar apabila Xi Jinping ingin membuka lahan pencarian nafkah di negeri orang lain bagi para warga RRChina masa kini.

Di beberapa negara Afrika, sudah terasa jelas kehadiran warga RRChina sebagai hasil nyata pengejawantahan gelora semangat etnonasionalisme yang sedang gencar ditatalaksakan dengan gelar Jalan Sutera oleh Xi melalui penebaran diaspora China ke benua Afrika.

Fakta membuktikan bahwa penyebaran jamu Indonesia tidak mampu sesukses penyebaran jamu China merupakan indikasi bahwa diaspora China memang jauh lebih besar maka jauh lebih sukses ketimbang diaspora Indonesia padahal sebenarnya jamu Indonesia tidak kalah manjur ketimbang jamu China.

Memang harus diakui bahwa jamu Indonesia memang kalah ketimbang jamu China dalam hal dukungan jaringan konspirasi diaspora etnonasionalisme. Jalan terbaik untuk melawan imperialisme ekonomi di planet bumi abad XXI adalah bukan dengan rasa kecemburuan apalagi kebencian terhadap mereka yang terbukti berhasil menggelorakan semangat etnonasionalisme.

Indonesia hanya akan mampu berjaya di era globalisasi dengan lebih menggelorakan semangat Kebanggaan Nasional pada diri negara, bangsa dan rakyat Indonesia sendiri demi lebih menumbuh-kembangkan rasa percaya diri untuk memperkokoh kuda-kuda Ketahanan Nasional sambil terus gigih berjuang meningkatkan mutu produk nasional Indonesia serta memperluas jaringan diaspora Indonesia yang benar-benar setia kepada Indonesia untuk merambah ke segenap pelosok planet bumi.[***]


Penulis adalah Pembelajar Geopolitik Di Planet Bumi Masa Kini


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya