Berita

Net

Nusantara

Pemerintah Harus Cari Alternatif Pelarangan Cantrang

SABTU, 04 NOVEMBER 2017 | 03:59 WIB | LAPORAN:

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diminta mencari alternatif bagi nelayan terkait larangan alat tangkap ikan jenis cantrang.

"Aturan pelarangan cantrang harus memiliki alternatif rencana lainnya. Untuk mengantisipasi dampak sosial yang ditimbulkan," kata ahli lingkungan hidup dan maritim Emmy Hafild kepada redaksi, Sabtu (4/11).

Menurutnya, pemerintah harus mempertimbangkan dan menganalisa dampak sosial terhadap nelayan ketika benar-benar memberlakukan larangan cantrang.


Emmy bersama praktisi lingkungan hidup menggelar ekspedisi bahari mulai dari pesisir utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur pada 1-3 November 2017. Ekspedisi menginvestigasi fakta lapangan terkait dampak larangan cantrang terhadap ekonomi nelayan.

Berdasarkan hasil analisa, Komisi IV DPR memutuskan uji petik dan studi terhadap larangan cantrang. Hasil temuan menunjukkan cantrang sebagai alat tangkap ikan yang mayoritas digunakan nelayan menjadi penggerak utama perekonomian di pesisir utara Pulau Jawa.

Masyarakat Perikanan Nusantara juga menganalisa dampak larangan cantrang berpotensi merugikan negara Rp 3,4 triliun per tahun, mengancam nasib 60 ribu nelayan, serta merusak iklim bisnis turunan pelaku bisnis perikanan.

"Nelayan keberatan menggunakan alat tangkap ikan selain cantrang seperti pukat cincin karena lebih mahal dan tidak ekonomis," jelas Emmy yang juga ketua DPP Partai Nasdem Bidang Pertanian dan Maritim. [wah] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya