Berita

Foto/Net

Properti

Program Sejuta Rumah Masih Jauh Dari Target

Menanti Gebrakan Direksi Baru Perumnas
KAMIS, 02 NOVEMBER 2017 | 10:21 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno merombak jajaran direksi Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas). Jajaran direksi baru diharapkan bisa menggenjot kinerja perusahaan untuk merealisasikan program sejuta rumah yang masih jauh dari harapan.
 
Dalam perombakan direksi, empat nama baru masuk jajaran direksi pengembang perumahan pelat merah tersebut. Selain itu, nomenklatur Perumnas juga mengalami perubahan. Untuk jabatan Direktur Korporasi dan Pertanahan berubah menjadi Direktur Pertanahan dan Hukum. Sedangkan Direktur menjadi Direktur Korporasi dan Pengem­bangan Bisnis.

Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra mengatakan, berdasar­kan Salinan Keputusan Menteri BUMN selaku wakil Pemer­intah Sebagai Pemilik Modal Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Na­sional dengan Nomor: SK-234/ MBU/10/2017 tentang Pember­hentian, Perubahan Nomenkla­tur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota- Anggota Direksi Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional.

Menteri BUMN Rini Soe­marno memberhentikan dengan hormat M Kamal Kusmantoro sebagai Direktur Produksi; Herry Irwanto sebagai Direktur Korpo­rasi dan Pertanahan; Muhammad Nawir sebagai Direktur Pemasa­ran; serta Hakiki Sudrajat sebagai Direktur Keuangan dan SDM.

"Kami ucapkan terima kasih atas segala sumbangan tenaga dan pikirannya selama me­mangku jabatan di Perumnas," kata Hambra di Jakarta.

Hambra yang mewakili Men­teri BUMN Rini Soemarno juga mengangkat Galih Prahananto sebagai Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis; Wahyu Abbas Sudrajat sebagai Direk­tur Produksi; Eko Yuliantoro sebagai Direktur Keuangan dan SDM; Mukhlis Abbas sebagai Direktur Pertahanan dan Hu­kum; Serta Anna Kunti Pratiwi sebagai Direktur Pemasaran.

Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo men­gungkapkan, saat ini Perumnas terus meningkatkan pemban­gunan hunian. Khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk mensuk­seskan program Sejuta Rumah yang digarap pemerintah.

"Kami juga sedang fokus membangun hunian terinte­grasi transportasi dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Stasiun Tan­jung Barat, Jakarta Selatan dan di Stasiun Pondok Cina, De­pok," kata Bambang.

Bambang memastikan hunian terintegrasi tersebut bisa se­makin memberikan kemuda­han bagi masyarakat memiliki hunian sekaligus mengakses transportasi massal.

"Hunian TOD ini juga diper­untukkan bagi MBR dan ada unit yang disubsidi. Lokasinya yang dekat dengan stasiun diharapkan bisa berdampak pada pengurangan penggunaan kendaraan bermotor di Jabodetabek," tegas Bambang.

Biasanya Cari Untung

Ketua Housing Urban Develop­ment (HUD) Institute Zulfi Syarif Koto mengatakan, tugas berat menanti jajaran direksi baru Pe­rumnas. Pasalnya, saat ini program Sejuta Rumah yang digarap pe­merintah masih jauh dari target.

"Dua bulan jelang pergantian tahun, program Sejuta Rumah baru terbangun 650 ribu unit dari target satu juta rumah terbangun tahun ini. Sebagai BUMN khusus pembangunan rumah bagi MBR, kinerja Pe­rumnas harus digenjot agar target tercapai sampai akhir ta­hun," kata Zulfi kepada Rakyat Merdeka.

Meski begitu, hal ini menurut­nya tidaklah mudah. Dengan kom­posisi direksi yang baru, Perumnas harus bisa mensinergikan peran antar direktorat di perusahaan untuk meningkatkan percepatan pembangunan rumah MBR.

"Masalahnya, kalau direktur yang baru masuk ini kebanyakan dari BUMN perseroan terbatas (PT) yang biasanya mencari keuntungan. Pola pikirnya berse­berangan dengan Perumnas yang berupa Perum, di mana bisnisnya menjalankan tugas pemerintah membangun rumah untuk MBR yang bisa dibilang tidak ada ke­untungannya," kata Zulfi.

Untuk itu, direksi baru bisa men­gubah mindset agar tak melulu mencari keuntungan dan mestinya menjadi kepanjangan tangan neg­ara dalam penyediaan rumah bagi masyarakat kurang mampu. ***

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

CM50, Jaringan Global dan Pemimpin Koperasi

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:45

Telkom Salurkan Bantuan Sanitasi Air Bersih ke 232 Lokasi di Indonesia

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:15

TNI Kawal Mediasi Konflik Antar Pendukung Paslon di Puncak Jaya

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:45

Peran para Bandit Revolusioner

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:19

Pengecer Gas Melon Butuh Kelonggaran Buat Naik Kelas

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:59

DPD Apresiasi Kinerja Nusron Selesaikan Kasus Pagar Laut

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:39

Telkom Beri Solusi Kembangkan Bisnis Lewat Produk Berbasis AI

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:19

Pengangkatan TNI Aktif sebagai Dirut Bulog Lecehkan Supremasi Sipil

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:59

Indonesia Perlu Pikir Ulang Ikut JETP

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:48

KPK Diminta Periksa Bekas Ketua MA di Kasus Harun Masiku

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:35

Selengkapnya