Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
SILA keempat Pancasila, "Konsep kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan/perwakilan" bisa dipahami sebagai kerakyatan yang berkeindonesiaan. Sebagai negara yang sudah menikmati kemerdekaannya selama 72 tahun, sudah seÂharusnya konsep kerakyatan yang diidealisasikan sebagai "dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan/perwakiÂlan," seharusnya sudah terumuskan dengan konkrit. Indonesia memang sejak awal mengeÂnyampingkan konsep kenegaraan monarki atau kerajaan, karena itu tidak sesuai dengan konsep kerakyatan dalam sila keempat. Indonesia juga harus bersikap hati-hati terhadap konsep keneÂgaraan yang liberal, karena tidak sesuai dengan semangat dan kepribadian bangsa Indonesia.
Meskipun background beberapa suku bangsa di Indonesia berbasis kerajaan tetapi konsep kerakyatan yang dipilih tetap memberikan hak-hak inÂdividu dan masyarakat tanpa membedakan kelas, etnik, dan agama. Siapa pun warga negara IndoÂnesia berhak memilih dan dipilih sebagai pemimpin dalam berbagai level di dalam masyarakat, mulai tingkat RT, RW sampai ke tingkat Kepala Negara. Dalam prakteknya, para Kepala Negara negeri ini tidak dimonopoli salah satu suku atau etnik atau jenis kelamin tertentu. Ada dari etnik Jawa dan ada luar Jawa, ada laki-laki dan ada perempuan.
Kerakyatan yang berkeindonesiaan sesungguhnya tidak lain salah satu wujud pengejawanÂtahan nasionalisme Indonesia. Konsep nasionÂalisme Indonesia sendiri diambil dari nilai-nilai luhur budaya dan agama masyarakat Indonesia. Tentu proses terbentuknya nasionalisme IndoneÂsia tidak gampang karena harus mempertemuÂkan realitas nilai-nilai lokal yang majemuk dan nilai-nilai sakral yang bersifat universal, seperti nilai-nilai Islam dan agama-agama lainnya. Islam tetap eksis sebagaimana adanya di bumi IndoneÂsia di satu sisi dan di sisi lain nasionalisme IndoÂnesia tetap menemukan diri sebagaimana adanÂya. Kelenturan nilai-nilai Islam dan kelembutan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang membenÂtuk nasionalisme Indonesia saling merapat dan menyatu di dalam sebuah wadah NKRI.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46
Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
UPDATE
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:15
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:48
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:23
Rabu, 17 Desember 2025 | 07:01
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:46
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:35
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:22
Rabu, 17 Desember 2025 | 06:11
Rabu, 17 Desember 2025 | 05:48