Berita

Nasaruddin Umar/Net

Pancasila & Nasionalisme Indonesia (85)

Mendalami Sila Keempat: Makna Literal Dan Semantik Sila Keempat

SELASA, 31 OKTOBER 2017 | 09:55 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

SILA kempat Pancasila, yaitu "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyawaratan/ perwakilan," memiliki mak­na yang cukup dalam dan luas. Sebelum membahas maknanya lebih jauh terlebih dahulu dijelaskan makna harfiah dan semantik kata-kata yang digunakan dalam sila keempat ini. Di situ ada enam kata kunci yang diguanakan. Em­pat dari enam kata itu berasal di bahasa Arab, yaitu "kerakyatan", "hikmah", "permusyawara­tan", dan "perwakilan". Hanya dua kata lainnya berasal dari bahasa Indonesia asli, yaitu "dip­impin", dan "kibijaksanaan".

Kata "Kerakyatan" berasal dari bahasa Arab dari akar kata ra'a-yar'a berarti merumput (grazing) ke­mudian membentuk kata ra'iyyah (bahasa Indo­nesia dibaca 'rakyat') berarti rakyat atau wargane­gara (citizens), kemudian diberi imbuhan ke dan akhiran an (Kerakyatan), berarti bersifat kerakya­tan atau berkenaan dengan perkumpulan atau perhimpunan (congregation). Sifat kerakyatan da­lam lintasan sejarah kontemporer berbagai negara ditemukan bermacam-macam. Filosopi kerakyatan itu sangat sarat dipengaruhi oleh ideologi, corak budaya, dan keyakinan. Mungkin karena itu maka the founding fathers kita mengikat kata kerakya­tan ini dengan beberapa ikatan (muqayyd). Mer­eka mengkhawatirkan kalau kata "kerakyatan" itu berdiri sendiri akan menjadi semacam 'cek kosong' yang dapat diisi apapun di dalamnya, lalu mereka menambahkan kata pengikat (muqayyad): "yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam per­muyawaratan/perwakilan". Dalam konsep Ushul Fikih, "Kerakyatan" adalah lafaz muthlaq, sedang­kan kata sesudahnya adalah lafaz muqayyad.

Kata "hikmah" berasal dari bahasa Arab dari akar kata hakama-yahkumu berarti memimpin atau memelihara, kemudian membentuk kata hikmah berarti bijaksana, pikiran jernih (wis­dom, sagacity, judicious). Kata 'hikmah' ini leb­ih banyak digunakan sebagai istilah untuk ses­uatu yang mengajak orang kepada hal-hal yang lebih positif. Misalnya, seseorang yang ditimpa musibah, seperti difitnah atau dihukum, sering­kali yang bersangkutan dikendalikan dan di­sabarkan dengan kata hikmah. Segala sesuatu yang menimpa seseorang pasti ada hikmahnya yang positif di mata Tuhan. Kata hikmah sesung­guhnya dalam banyak hal sinonim dengan kata bijaksana, bahkan antara keduanya sering diper­gantikan (interchangable).


Kata "musyawarah" berasal dari bahasa Arab dari akar kata syara-yasyuru berarti mengam­bil madu, melatih, memberi isyarat; kemudian membentuk kata musyawarah berarti meminta pendapat (consultation, negotiation, confer­ring). Konsep musyawarah sesungguhnya leb­ih dalam dari folosofi demokrasi. Apalagi jika kata musyawarah dikata-majmukkan dengan mufakat (musyawarah-mufaqat). Persepakatan yang melalui musyawarah-mufakat bukan saja masuk akal (reasonable) tetapi juga meresap di dalam hati (credible). Islam lebih megedepank­an asas musyawarah daripada hanya sekadar asas demokrasi. Asas musyawarah tidak hanya berhenti di level induktif-kuantitatif sebagaimana diterapkan dalam praktik demokrasi, tetapi juga berakar di level deduktif-kualitatif. Sepertinya filosofi musyawarah lebih compactible dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Kata "perwakilan (wakil) berasal dari bahasa Arab dari akar kata wakala-yakilu berarti me­nyerahkan, mempercayakan; kemudian mem­bentuk kata wakil berarti wakil (representative, authorized, deputy, mandatory, fiduciary), kemu­dian mendapatkan imbuhan awalan per dan akh­iran an perwakilan) berarti orang yang ditugasi menjadi wakil (a person who is an authorized representative)". Kata 'perwakilan' sudah meluas menjadi hahasa Indonesia sehingga sering dira­sakan bukan berasal dari bahasa Arab. 

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya