Berita

Nila Moeloek/net

Politik

Menteri Jokowi Remehkan Revolusi Putih, Gerindra Menjawab

SENIN, 30 OKTOBER 2017 | 20:40 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Petinggi Partai Gerindra mengkritik komentar sinis dari Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, terhadap gagasan Revolusi Putih yang diusulkan Gerindra kepada Gubernur DKI Jakarta.

Menteri Kesehatan mengkritik Revolusi Putih yang digagas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Ia yakin program itu tak akan maksimal karena tidak ada pasokan susu yang memadai bagi seluruh anak Indonesia.  Lagipula, susu bisa diganti dengan makanan lain yang memiliki gizi sama dengan susu, tetapi pasokannya jauh lebih banyak seperti ikan.

"Seharusnya Menteri Kesehatan, atau Menteri Kelautan dan Perikanan, tidak membenturkan konsumsi susu dengan konsumsi ikan. Apalagi usulan gagasan Revolusi Putih kepada Gubernur DKI Jakarta itu ditujukan untuk perbaikan gizi anak-anak di DKI, bukan untuk 250 juta penduduk Indonesia," kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, dalam komentar tertulis, Senin (30/10).


Menurut dia, membenturkan konsumsi susu dengan produksi sapi nasional yang kecil adalah pernyataan yang sangat menggelikan.

"Tidak sepadan. Pernyataan itu sebenarnya justru mempermalukan pemerintah sendiri," tegasnya.

Dalam keterangannya Fadli menjelaskan bahwa sejak 2001, untuk mengkampanyekan pentingnya pentingnya susu sebagai sumber asupan gizi, FAO telah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Susu Sedunia. Di Indonesia, diadposi sebagai Hari Susu Nusantara, yang diperingati sejak tahun 2009. Di luar Hari Susu Sedunia, banyak negara juga memperingati Hari Susu Sekolah Sedunia tiap tanggal 27 September.

Dia tambahkan, Kementerian Kesehatan dan berbagai lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia, mulai dari tingkat Posyandu hingga tingkat rumah sakit termasuk para ahli gizi di berbagai perguruan tinggi, mengkampanyekan konsep Empat Sehat Lima Sempurna selama lebih dari setengah abad. Di dalamnya, susu menjadi bagian penting.

"Sangat konyol dan kontra-produktif jika ada menteri kita mengatakan agar jangan minum susu, hanya karena jumlah sapi kita sedikit," sindirnya.

Dalam kaitannya dengan soal gizi, lanjut Fadli, yang harus dijadikan poin oleh pemerintah adalah rendahnya konsumsi susu di Indonesia, dan bukan soal jumlah sapi yang dimiliki.

"Kalau saya cek data, konsumsi susu kita saat ini hanya sekitar 12 liter per kapita per tahun, kalah tertinggal dari Malaysia yang mencapai 39 liter, Vietnam 20 liter, dan Thailand 17 liter per kapita per tahun. Konsumsi susu kita saat ini bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan Myanmar," tambah dia.

Menurut dia, kapasitas produksi susu yang rendah adalah bentuk kelalaian pemerintah. Pemerintah lebih berpihak pada importir sapi daripada membantu dan mengembangkan industri peternakan nasional.

"Jadi, kalau jumlah sapi kita sedikit, atau produksi susu nasional kita masih lebih rendah dari kebutuhan, jangan kemudian yang disalahkan adalah konsumsi susunya, tapi perbaiki segera sektor peternakan nasional," sarannya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya