Berita

RMOL

Nusantara

Lunturnya Integritas Dan Kejujuran Penyebab Kelemahan Mental Bangsa

MINGGU, 29 OKTOBER 2017 | 07:16 WIB | LAPORAN:

Salah satu kelemahan bangsa Indonesia sesudah revolusi adalah sifat mental menerabas atau mental menempuh jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu dengan tidak memperdulikan aturan yang berlaku, etika dan prosedur yang telah disepakati.

Mental menerabas yang dilakukan berulang-ulang membuat masyarakat cenderung permisif dan tidak peduli. Akibatnya perilaku tersebut menjadi lumrah, biasa dan dianggap sepele. Padahal tanpa disadari perilaku itu telah memicu munculnya masalah-masalah yang lebih besar yang dapat mengancam ketahanan nasional.

Demikian disampaikan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Moehmahadi Soerja Djanegara saat menjadi pembicara dalam peluncuran dan bedah buku berjudul Integritas di Tengah Kabut Idealisme, Kepemimpinan & Pembelajaran Hidup Suhardi Alius karya Dedi Mahardi di Auditoium Lemhanas RI, Jakarta, Sabtu kemarin (28/10).


"Masalah korupsi masih menjadi persoalan besar bangsa kita. Akar permasalahnya adalah makin lunturnya integritas, lunturnya  kejujuran dan makin lunturnya rasa cinta kepada bangsa, negara dan tanah air. Namun demikian kita harus yakin masih banyak anak bangsa yang punya integritas yang tinggi yang salah satunya Suhardi AliusHal tersebut," jelas Moehmahadi.

Buku tersebut awalnya sengaja ditulis Dedi Mahardi terkait integritas terhadap sesorang atas inisiator dari tokoh ulama nasional Prof. Dr (Buya) Ahmad Syafii Maarif dan Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. Nasaruddin Umar tanpa sepengetahuan Komjen Suhardi Alius. Dalam penilaian Moehmahadi, ada beberapa hal yang mengenai sosok kepala BNPT tersebut. Menurutnya sosok Suhardi adalah seorang pemikir yang cerdas dan mampu menuangkan pemikirannya dalam suatu konsep yang jelas dan bernilai strategis.

Salah satu kelebihannya beliau mampu berpikir, menuliskannya sekaligus menjelaskan pemikirannya dengan bahasa yang  mudah dimengerti. Tidak banyak orang yang bisa selengkap Suhardi Alius," ujar Moehmahadi.

Selain itu, menurutnya, sosok Suhardi adalah orang yang sopan dengan memilii tutur kata yang halus, yang punya sikap tegas dalam mengambil keputusan, serta bijak.

"Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masalah berat yang dihadapi mampu diselesaikan dengan baik tanpa menimbulkan riak-riang yang tidak perlu dan meresahkan kehidupan bernegara," beber Moehmahadi.

Sementara, Buya Syafii Maarif sendiri melihak sosok Suhardi adalah anak bangsa yang istimewa dan memiliki dedikasi yang tinggi terhadap masalah bangsa. Apalagi saat ini mantan Kapolda Jawa Barat itu sering mendapatkan undangan dari berbagai negara untuk berbicara masalah penanggulangan terorisme.

"Sekarang dia menjadi guru di mana-mana, diminta di Turki, Australia, Amerika, Jerman untuk mengajarkan bagaimana cara menanggulangi terorisme. Walaupun masih ada juga teror tapi sudah jauh berkurang," kata mantan ketua Umum PP Muhamadiyah itu.

Apalagi, lanjut Buya, masalah terorisme ini bermula dari berbagai masalah yakni bias dari keadilan sosial karena ketimpangan jika tidak cepat diatasi dan para teror jika hanya ditembak atau dihukum akan memunculkan 1.000 teroris baru dan akan menjadi masalah besar. Selain itu terorisme muncul karena adanya ideologi-ideologi rongsokan yang datang dari luar. Di mana orang tidak bisa membedakan antara Arabisme atau Islam.

"Arabisme ada yang positif, yang negatif ya kelompok-kelompok garis keras, ada ISIS, Bokoharam dan sebagainya. Nah negara barat tidak paham masalah seperti ini, tapi Suhardi Alius bisa memahami ini. Ini kelebihan Suhardi Alius sehingga dia menjadi konsultan di muka bumi ini mengajarkan kepada negara barat bagaimana cara mengatasi terorisme. Tentunya ini luar biasa," papar Buya. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya