Berita

Bengkulu Selatan/Net

Nusantara

Alih Fungsi Lahan Mengancam Stabilitas Pangan Bengkulu Selatan

SABTU, 28 OKTOBER 2017 | 14:42 WIB

Alih fungsi lahan pertanian yang terus-menerus terjadi di Kabupaten Bengkulu Selatan menjadi kawasan perkebunan dan perumahan sehingga berpotensi mengancam stabilitas pangan daerah.

Meski telah memiliki UU yang mengatur larangan alih fungsi lahan pertanian sejak beberapa tahun lalu, saat ini penyusutan pada lahan pertanian terjadi hingga ribuan hektare per tahunnya.

"Berdasarkan pemetaan citra satelit, luas lahan terus mengalami penurunan hingga ribuan hektare. Apabila ini terus dibiarkan, maka akan berdampak terhadap penurunan produksi tanaman pangan di Bengkulu Selatan," ujar Sukarni Dunip, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bengkulu Selatan.


Sejak memasuki awal tahun 2000, pembangunan kawasan perumahan dan perluasan perkebunan meningkat drastis di Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga menyebabkan lahan pertanian semakin menyempit.

Berdasarkan data yang diperoleh RMOL Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Selatan mengalami penyusutan lahan petanian hingga dua ribu hektare per tahun, pada 2015 masih ada 12.000 hektare lahan persawahan, sementara tahun 2016 berkurang menjadi 10.000 hektare. Angka penurunan itu terus terjadi sepanjang tahun.

"Adapun cara untuk memperkuat ketahanan pangan daerah, yakni dengan mencetak lahan persawahan baru dan meningkatkan produktivitas hasil panen," ujar Sukarni.

Meski aturan Perlindungan lahan pertanian telah dimuat dalam UU nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan sejumlah aturan turunannya juga telah diterbitkan tahun 2012 lalu, namun dalam pelaksanaannya masih menemui hambatan.

"Lahan pertanian produktif tidak boleh dialihfungsikan, kecuali untuk kepentingan umum. Kalaupun dialihfungsikan, maka perlu melewati kajian yang melibatkan banyak pihak," jelasnya.

Lebih lanjut Sukarni mengatakan, pengembangan pertanian melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Bengkulu Selatan.

"Melalui program pembudidayaan yang baik, maka produksi pertanian akan meningkat sehingga ancaman stabilitas pangan dapat diminimalisir," imbuhnya. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya